Pengertian Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal atau dikenal dengan sebutan cangkok ginjal adalah suatu tindakan memindahkan ginjal dari satu individu ke individu lainnya. Transplantasi ginjal dibagi menjadi dua yaitu cadaveric-donor (donor ginjal dari individu yang telah meninggal) atau living-donor (donor ginjal dari individu yang masih hidup).
Living-donor dibagi lagi menjadi dua yaitu related (donor ginjal dan resipien ginjal memiliki hubungan kekerabatan) dan non-related (donor dan resipien tidak memiliki hubungan kekerabatan).
Indikasi dilakukannya transplantasi ginjal adalah pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (end-stage renal disease). Beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit ginjal tahap akhir adalah hipertensi, infeksi, kencing manis (diabetes mellitus), kelainan bentuk dan fungsi ginjal bawaan, dan kondisi autoimun seperti lupus.
Transplantasi ginjal harus melewati beberapa persyaratan, seperti usia (seseorang harus berada pada rentang usia tertentu untuk masuk ke dalam waiting-list transplantasi ginjal) dan kesehatan pasien (penyakit jantung atau paru yang amat parah biasanya tidak disarankan untuk menjalani transplantasi ginjal). Pasien dengan HIV juga tidak disarankan untuk menjalani transplantasi ginjal.
Sumber donor ginjal dibedakan menjadi dua yaitu donor hidup (living-donor) dan donor dari individu yang telah meninggal (deceased-donor). Persentase transplantasi ginjal dari donor hidup saat ini terus meningkat. Donor hidup harus melewati serangkaian tes dan evaluasi secara fisik dan psikis sebelum mendonorkan ginjalnya. Pada beberapa negara berkembang biasanya ditemukan orang yang menjual ginjalnya.
Operasi transplantasi ginjal biasanya memakan waktu 5 jam. Ginjal yang telah diangkat dari tubuh donor akan diletakkan pada rongga perut bagian bawah tubuh resipien dan pembuluh darahnya akan disambungkan ke pembuluh darah pada tubuh resipien, selanjutnya ureter dari ginjal donor akan disambung ke kantung kemih resipien.
Biasanya ginjal yang telah dicangkok-kan ini akan memproduksi urin dengan segera. Pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal (resipien) biasanya akan membutuhkan obat imunosupresan(penekan sistem imun) sepanjang hidupnya untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal yang telah di-cangkok.
Beberapa komplikasi setelah dilakukannya transplantasi ginjal adalah:
Living-donor dibagi lagi menjadi dua yaitu related (donor ginjal dan resipien ginjal memiliki hubungan kekerabatan) dan non-related (donor dan resipien tidak memiliki hubungan kekerabatan).
Indikasi dilakukannya transplantasi ginjal adalah pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (end-stage renal disease). Beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit ginjal tahap akhir adalah hipertensi, infeksi, kencing manis (diabetes mellitus), kelainan bentuk dan fungsi ginjal bawaan, dan kondisi autoimun seperti lupus.
Transplantasi ginjal harus melewati beberapa persyaratan, seperti usia (seseorang harus berada pada rentang usia tertentu untuk masuk ke dalam waiting-list transplantasi ginjal) dan kesehatan pasien (penyakit jantung atau paru yang amat parah biasanya tidak disarankan untuk menjalani transplantasi ginjal). Pasien dengan HIV juga tidak disarankan untuk menjalani transplantasi ginjal.
Sumber donor ginjal dibedakan menjadi dua yaitu donor hidup (living-donor) dan donor dari individu yang telah meninggal (deceased-donor). Persentase transplantasi ginjal dari donor hidup saat ini terus meningkat. Donor hidup harus melewati serangkaian tes dan evaluasi secara fisik dan psikis sebelum mendonorkan ginjalnya. Pada beberapa negara berkembang biasanya ditemukan orang yang menjual ginjalnya.
Operasi transplantasi ginjal biasanya memakan waktu 5 jam. Ginjal yang telah diangkat dari tubuh donor akan diletakkan pada rongga perut bagian bawah tubuh resipien dan pembuluh darahnya akan disambungkan ke pembuluh darah pada tubuh resipien, selanjutnya ureter dari ginjal donor akan disambung ke kantung kemih resipien.
Biasanya ginjal yang telah dicangkok-kan ini akan memproduksi urin dengan segera. Pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal (resipien) biasanya akan membutuhkan obat imunosupresan(penekan sistem imun) sepanjang hidupnya untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal yang telah di-cangkok.
Beberapa komplikasi setelah dilakukannya transplantasi ginjal adalah:
- Transplant rejection (reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal yang telah di-cangkok)
- Infeksi, karena mengonsumsi obat-obatan imunosupresan yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi rejection.
- Post-transplant lymphoproliferative disorders (suatu tumor limfe karena imunosupresan)
- Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh
Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Gagal ginjal stadium awal sangat sulit dideteksi karena tidak menimbulkan keluhan atau ciri-ciri yang jelas. Di rumah sakit, kasus gagal ginjal biasanya terdeteksi dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin darah. Gejala yang berhubungan dengan gagal ginjal biasanya tidak khas, misalnya anoreksia, mual, muntah dan perubahan status mental yang disebabkan oleh penumpukan zat-zat sisa metabolisme tubuh khususnya urea serta pembengkakan tungkai atau bagian tubuh lain karena penumpukan cairan. Beberapa pasien, terutama yang gagal ginjalnya disebabkan oleh kelainan prerenal, akan mengalami penurunan jumlah urin (jumlah urin normal minimal 0.5–1.0 mL/kgBB/jam).
Gejala gagal ginjal akut
Ciri gagal ginjal akut berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya: apakah prerenal, renal atau postrenal.
Gagal ginjal akut yang disebabkan oleh kondisi prerenal biasanya memberikan gejala rasa haus dan pusing saat perubahan posisi tubuh (ortostatik) karena penurunan tekanan darah, denyut nadi yang cepat (>100x/menit), bibir kering, dan produksi keringat berkurang.
Gagal ginjal akut karena penyakit pada ginjalnya sendiri dapat dicurigai jika sebelumnya terjadi kondisi yang menyebabkan aliran darah ke ginjal terganggu dan menyebabkan ginjal rusak. Jika kerusakan ginjal dicurigai karena bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap ginjal, maka dapat ditelusuri riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya atau penyakit-penyakit yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya bagi ginjal. Nyeri pinggang juga dapat menyertai jika gagal ginjal disebabkan kelainan pembuluh darah ginjal atau peradangan pada ginjal.
Penyebab postrenal dapat memberikan gejala nyeri pinggang dan nyeri suprapubik (nyeri di daerah perut bawah) karena pembesaran kandung kencing dan saluran kencing. Nyeri yang bersifat hilang timbul dan menjalar sampai ke kantong zakar biasanya disebabkan oleh sumbatan akut pada saluran kencing. Jika dicurigai pembesaran prostat sebagai penyebab gagal ginjal akut, dapat dicari riwayat sering kencing malam hari, frekuensi kencing yang meningkat dan pada pemeriksaan ditemukan prostat yang membesar.
Gejala gagal ginjal kronik
Pada tahap awal gagal ginjal kronik, mungkin tidak ditemukan gejala klinis karena ginjal masih bisa beradaptasi dalam menjalankan fungsinya. Pada tahap lanjut, gagal ginjal kronis dapat menyebabkan anemia dengan gejala lemas, letih, lesu dan sesak napas. Terjadi penumpukan cairan tubuh yang lebih banyak lagi sehingga menyebabkan pembengkakan seluruh bagian tubuh. Beberapa pasien memberikan gajala yang disebabkan keadaan uremik (kadar urea dalam darah yang meningkat urea) yakni mual, muntah dan perubahan status mental (ensefalopati), disertai ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan USG ginjal dapat membantu dalam mendiagnosis gagal ginjal kronis.
Sumber : www.gagalginjal.org
Gejala gagal ginjal akut
Ciri gagal ginjal akut berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya: apakah prerenal, renal atau postrenal.
Gagal ginjal akut yang disebabkan oleh kondisi prerenal biasanya memberikan gejala rasa haus dan pusing saat perubahan posisi tubuh (ortostatik) karena penurunan tekanan darah, denyut nadi yang cepat (>100x/menit), bibir kering, dan produksi keringat berkurang.
Gagal ginjal akut karena penyakit pada ginjalnya sendiri dapat dicurigai jika sebelumnya terjadi kondisi yang menyebabkan aliran darah ke ginjal terganggu dan menyebabkan ginjal rusak. Jika kerusakan ginjal dicurigai karena bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap ginjal, maka dapat ditelusuri riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya atau penyakit-penyakit yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya bagi ginjal. Nyeri pinggang juga dapat menyertai jika gagal ginjal disebabkan kelainan pembuluh darah ginjal atau peradangan pada ginjal.
Penyebab postrenal dapat memberikan gejala nyeri pinggang dan nyeri suprapubik (nyeri di daerah perut bawah) karena pembesaran kandung kencing dan saluran kencing. Nyeri yang bersifat hilang timbul dan menjalar sampai ke kantong zakar biasanya disebabkan oleh sumbatan akut pada saluran kencing. Jika dicurigai pembesaran prostat sebagai penyebab gagal ginjal akut, dapat dicari riwayat sering kencing malam hari, frekuensi kencing yang meningkat dan pada pemeriksaan ditemukan prostat yang membesar.
Gejala gagal ginjal kronik
Pada tahap awal gagal ginjal kronik, mungkin tidak ditemukan gejala klinis karena ginjal masih bisa beradaptasi dalam menjalankan fungsinya. Pada tahap lanjut, gagal ginjal kronis dapat menyebabkan anemia dengan gejala lemas, letih, lesu dan sesak napas. Terjadi penumpukan cairan tubuh yang lebih banyak lagi sehingga menyebabkan pembengkakan seluruh bagian tubuh. Beberapa pasien memberikan gajala yang disebabkan keadaan uremik (kadar urea dalam darah yang meningkat urea) yakni mual, muntah dan perubahan status mental (ensefalopati), disertai ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan USG ginjal dapat membantu dalam mendiagnosis gagal ginjal kronis.
Sumber : www.gagalginjal.org
Pengobatan Gagal Ginjal
Sebetulnya penyakit gagal ginjal tidak bisa "disembuhkan" dalam artian mengembalikan ginjal ke keadaan semula. Yang dimaksud dengan pengobatan gagal ginjal adalah mencegah semakin bertambahnya kerusakan pada ginjal dengan cara mengatasi penyebab gagal ginjalnya. Oleh karena itu, terapi pada gagal ginjal bisa bervariasi tergantung dari penyebabnya.
Pada gagal ginjal akut, dokter akan berusaha memperbaiki aliran darah ke ginjal (prerenal), menghentikan penggunaan obat-obatan yang merusak ginjal (renal) atau mengangkat sumbatan pada saluran kencing pasien (postrenal). Jika diperlukan, mungkin dokter akan menyarankan untuk melakukan cuci darah untuk membuang zat-zat sisa metabolisme yang tertimbun di dalam tubuh.
Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Jadi tujuan terapi pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah:
Komplikasi dari gagal ginjal juga harus ditangani. Penumpukan cairan diatasi dengan pemberian obat, anemia diatasi dengan pemberian obat yang menstimulasi pembentukan sel darah merah dan kadang-kadang ditambah suplemen zat besi. Penyakit tulang dapat terjadi karena kegagalan ginjal untuk menghasilkan vitamin D bentuk aktif dan ketidakmampuan ginjal untuk membuang zat fosfor. Oleh karena itu dapat diberikan vitamin D bentuk aktif dan obat yang mengikat fosfor ke usus.
Pada gagal ginjal stadium akhir, fungsi ginjal dapat digantikan hanya dengan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal. Perencanaan dialisis atau transplantasi ginjal biasanya dimulai pada gagal ginjal kronik stadium IV.
Sumber : www.gagalginjal.org
Pada gagal ginjal akut, dokter akan berusaha memperbaiki aliran darah ke ginjal (prerenal), menghentikan penggunaan obat-obatan yang merusak ginjal (renal) atau mengangkat sumbatan pada saluran kencing pasien (postrenal). Jika diperlukan, mungkin dokter akan menyarankan untuk melakukan cuci darah untuk membuang zat-zat sisa metabolisme yang tertimbun di dalam tubuh.
Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Jadi tujuan terapi pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah:
- Memperlambat kerusakan ginjal yang terjadi
- Mengatasi faktor yang mendasari gagal ginjal kronis (misalnya: kencing manis, hipertensi, dll)
- Mengobati komplikasi dari penyakit
- Menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat bekerja
Komplikasi dari gagal ginjal juga harus ditangani. Penumpukan cairan diatasi dengan pemberian obat, anemia diatasi dengan pemberian obat yang menstimulasi pembentukan sel darah merah dan kadang-kadang ditambah suplemen zat besi. Penyakit tulang dapat terjadi karena kegagalan ginjal untuk menghasilkan vitamin D bentuk aktif dan ketidakmampuan ginjal untuk membuang zat fosfor. Oleh karena itu dapat diberikan vitamin D bentuk aktif dan obat yang mengikat fosfor ke usus.
Pada gagal ginjal stadium akhir, fungsi ginjal dapat digantikan hanya dengan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal. Perencanaan dialisis atau transplantasi ginjal biasanya dimulai pada gagal ginjal kronik stadium IV.
Sumber : www.gagalginjal.org
Diet Gagal Ginjal
Saat Anda menderita gagal ginjal kronik, Anda perlu mengganti pola makan Anda. Pengaturan diet ini bertujuan untuk menjaga kesimbangan elektrolit, mineral, dan cairan pada penderita gagal ginjal, serta membatasi jumlah zat sisa metabolisme yang tertimbun di dalam tubuhnya. Pengaturan diet ini harus disesuaikan dengan tingkat keparahan gangguan fungsi ginjal seorang pasien, sehingga harus dikonsultasikan lagi dengan dokter yang merawat pasien gagal ginjal tersebut. Secara umum, yang harus diperhatikan adalah:
Pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya mengalami anemia dan membutuhkan suplemen zat besi. Makanan yang mengandung banyak zat besi adalah hati, daging sapi, daging ayam, sereal yang diperkaya dengan zat besi.
Sumber : www.gagalginjal.org
- Pembatasan konsumsi protein. Sangatlah penting untuk mendapatkan jumlah protein yang tepat karena protein diperlukan untuk membentuk otot, memperbaiki jaringan yang rusak dan melawan infeksi. Asupan protein yang sesuai akan membuat tubuh mendapatkan protein yang cukup tanpa menghasilkan urea (hasil metabolisme protein) berlebihan dan memperberat kerja ginjal. Protein hewani berasal dari telur, ikan, daging, keju, dan susu. Protein nabati berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Pengurangan konsumsi garam. Batasi konsumsi garam sampai 4-6 gram sehari untuk mencegah timbunan cairan dalam tubuh dan membantu mengontrol tekanan darah Anda.
- Batasi asupan cairan. Pada stadium awal, mungkin Anda tidak perlu membatasi asupan cairan. Namun, saat fungsi ginjal memburuk dan pasien menjalani dialisis (cuci darah), pasien akan menghasilkan urin dalam jumlah sangat sedikit atau bahkan tidak kencing sama sekali. Hal ini akan menyebabkan timbunan cairan dalam tubuh sehingga menyebabkan timbunan cairan di jantung, paru dan tungkai. Yang termasuk cairan adalah air minum, kuah sayuran, kuah sup, jeli dan sebagainya.
- Batasi asupan kalium karena ginjal yang sudah rusak tidak dapat membuangnya dari dalam tubuh. Kalium yang tinggi akan menyebabkan irama jantung yang tidak normal dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Contoh makanan dengan kandungan kalium yang tinggi adalah pisang, jeruk, alpukat, kiwi, kismis, kacang-kacangan, kentang, asparagus, tomat, dan labu. Pilihlah peach, pear, cherry, apel, strawberry, nanas, dan semangka, brokoli, kol, wortel, bunga kol, seledri, ketimun, terong, selada, bawang.
- Batasi asupan fosfor untuk menjaga kesehatan tulang. Kelebihan fosfor dalam darah akan menyebabkan kalsium berkurang sehingga tulang menjadi rapuh. Contoh makanan yang tinggi fosfor adalah telur, susu, yoghurt, keju, biji-bijian, dan minuman bersoda. Anda mungkin akan memerlukan kalsium tambahan dan vitamin D untuk menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor dalam tubuh Anda.
Pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya mengalami anemia dan membutuhkan suplemen zat besi. Makanan yang mengandung banyak zat besi adalah hati, daging sapi, daging ayam, sereal yang diperkaya dengan zat besi.
Sumber : www.gagalginjal.org
Penyebab Gagal Ginjal
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
- Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- hipovolemia (volume darah yang kurang), misalnya karena perdarahan yang hebat.
- Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.
- Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
- Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.
- Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah ginjal.
- Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal.
- Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
- Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
- Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau luka bakar yang hebat.
- Multiple myeloma.
- Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus eritematosus sistemik, Wegener's granulomatosis, dan Goodpasture syndrome.
- Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.
- Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.
- Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.
- Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
- Batu ginjal.
- Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan menyebabkan nefropati diabetikum.
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
- Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis), misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.
- Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista multipel.
- Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.
- Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis) menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia).
- Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.
- Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam keganasan pada ginjal.
Sumber : www.gagalginjal.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar