Published On Kamis, Mei 02, 2013 By Yuni Zahraini. Under: Info Nasional.
Jakarta, 2/5-GiziNet. Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (stunting) di negara kita. Dari 10 orang anak sekitar 3-4 orang anak balita mengalami stunting. Anak balita stuntingtidak disebabkan oleh keturunan, tetapi lebih banyak disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan penyakit berulang yang didasari oleh lingkungan yang tidak sehat. Apabila janin dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup, maka ketika lahir berat dan panjang badannya akan normal. Keadaan ini akan berlanjut apabila bayi sampai dengan usia 6 bulan mendapatkan ASI saja (ASI Eksklusif). Untuk mempertahankan hal tersebut, maka pemberian MP-ASI sejak usia 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun merupakan cara efektif untuk mencapai berat badan dan panjang badan yang normal.
Anak balita stunting selain mengalami gangguan pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak balita normal. Selain itu, anak balitastunting ketika dewasa lebih mudah menderita penyakit tidak menular dan produktifitas kerja yang lebih rendah. Dengan demikian menanggulangi stunting pada anak balita berarti meningkatkan sumber daya manusia.
Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi
Sumber: World Bank 2011, diadaptasi dari UNICEF 1990 & Ruel 2008
Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll.
Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, meliputi :
1. Pada ibu hamil
- Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
- Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
- Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2. Pada saat bayi lahir
- Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
- Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
- Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.
(YuniZ-Redaksi GiziNet) -dikutip dari materi penanggulangan stunting pada balita oleh Subdit Bina Gizi Makro-
http://gizi.depkes.go.id/1000-hari-mengubah-hidup-mengubah-masa-depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar