1. Pengertian Riset
Riset dapat diartikan sebagai suatu usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk meneliti suatu masalah spesifik yang memerlukan jawaban (Sekaran, 1992). Sedangkan Suliyanto mengartikan riset bisnis sebagai usaha yang bertujuan untuk memperoleh informasi guna memecahkan masalah bisnis atau mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan bisnis menggunakan metode ilmiah, artinya kegiatan itu harus bertujuan, logis, dapat direplikasi, dan dilakukan secara sistematis (runtut).
Lebih lanjut Davis dan Cosenza (1993) mengungkapkan ada 6 kriteria umum metode ilmiah dalam riset yaitu riset bersifat kritis dan analitis, logis, obyektif, konseptual dan teoritis, empiris, dan sistematis.
2. Tujuan Riset
Secara umum kegiatan riset dilakukan atas dasar satu diantara dua tujuan utama. Pertama, riset dilakukan untuk memecahkan suatu masalah atau fenomena tertentu. Kedua, riset dilakukan untuk menemukan, menyempurnakan, membuktikan, atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau teori tertentu.
Riset dapat diartikan sebagai suatu usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk meneliti suatu masalah spesifik yang memerlukan jawaban (Sekaran, 1992). Sedangkan Suliyanto mengartikan riset bisnis sebagai usaha yang bertujuan untuk memperoleh informasi guna memecahkan masalah bisnis atau mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan bisnis menggunakan metode ilmiah, artinya kegiatan itu harus bertujuan, logis, dapat direplikasi, dan dilakukan secara sistematis (runtut).
Lebih lanjut Davis dan Cosenza (1993) mengungkapkan ada 6 kriteria umum metode ilmiah dalam riset yaitu riset bersifat kritis dan analitis, logis, obyektif, konseptual dan teoritis, empiris, dan sistematis.
2. Tujuan Riset
Secara umum kegiatan riset dilakukan atas dasar satu diantara dua tujuan utama. Pertama, riset dilakukan untuk memecahkan suatu masalah atau fenomena tertentu. Kedua, riset dilakukan untuk menemukan, menyempurnakan, membuktikan, atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau teori tertentu.
Riset yang dilakukan untuk tujuan pertama disebut dengan riset terapan (applied research), sedangkan riset yang dilakukan untuk tujuan kedua disebut dengan riset murni (basic research). Applied research merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. Misalnya evaluation research untuk memberi masukan dalam pengambilan keputusan,researh and development untuk mengembangkan produk, dan action research untuk langsung digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Riset murni (basic research) biasa dilakukan dengan latar belakang ketidaksesuaian diantara riset-riset yang pernah dilakukan (research gap) atau ketidaksesuaian diantara riset dengan fakta di lapangan (theory gap).
3. Jenis Riset
Selain riset terapan dan riset murni yang sudah dijelaskan di atas, ada pengelompokan jenis riset lainnya.
Berdasarkan hubungan antara variabel, riset dibedakan menjadi tiga jenis:
a. Riset Deskriptif
Riset ini menganalisis satu atau lebih variabel tapi tidak membuat perbandingan ataupun mencari hubungan di antara variabel tersebut.
Contoh: Riset untuk mengetahui besaran belanja pemerintah selama kuartal I 2010.
b. Riset Komparatif
Riset ini membandingkan variabel yang satu dengan yang lain atau sampel yang satu dengan yang lain.
Contoh: Riset untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum dan sesudah krisis moneter 1998.
c. Riset Asosiatif
Riset ini tidak hanya membandingkan variabel yang satu dengan yang lain tetapi juga menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel ke variabel lainnya.
Contoh: Riset untuk mengetahui pengaruh pelayanan KPP terhadap kepuasan wajib pajak.
Berdasarkan data yang digunakan riset bisa dikelompokkan menjadi riset kualitatif jika datanya tidak berbentuk angka tetapi pernyataan atau kalimat, dan riset kuantitatif jika datanya berbentuk numeric. Atau bisa juga riset gabungan jika datanya berbentuk kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan tingkat perumusan masalahnya riset dibedakan menjadi riset eksploratif yang bertujuan memperoleh informasi-informasi untuk riset lebih lanjut, dan riset pengujian hipotesis untuk menguji hipotesis yang dibuat.
Berdasarkan metode pengumpulan data riset dibedakan menjadi riset pengamatan jika peneliti mengumpulkan data tanpa perlu meminta tanggapan dari siapapun, dan riset survei jika peneliti meminta tanggapan responden.
Berdasarkan pengendalian variabel oleh peneliti, riset dibedakan menjadi dua:
a. Riset Eksperimental
Dalam riset ini peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel ataupun lingkungan yang diteliti. Jika yang dimanipulai adalah variabelnya disebut dengan eksperimen lapangan, sedangkan jika yang dimanipulasi adalah lingkungannya disebut eksperimen laboratorium.
Contoh eksperimen lapangan adalah riset untuk mengetahui efektivitas program diklat pegawai, maka perlu ada riset tentang produktivitas pegawai setelah ada program diklat, di sini variabel dimanipulasi dengan menabah program diklat terhadap produktivitas pegawai.
Sedangkan contoh eksperimen laboratoris adalah riset pengaruh suhu ruangan terhadap kinerja karyawan. Maka manipulasi suhu ruangan/ lingkungan dilakukan.
b. Riset Ex Post Facto/ Studi Lapangan
Riset ini tidak melakukan tindakan manipulasi terhadap variabel.
Jika dilihat dari dimensi waktunya riset dapat dibedakan menjadi riset time series jika pengambilan datanya dilakukan sari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan data, dan riset cross sectionjika pengambilan datanya dilakukan dalam satu waktu.
4. Tahapan riset
Secara ringkas, tahapan riset dari permasalahan sampai penyusunan laporan terlihat dari gambar di bawah ini.
Sumber:
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. New York:Wiley
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta:Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar