Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi.
Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk
hidup, terutama manusia.
•
Bioakustik
adalah bidang ilmu yang mempelajari karakteristik suara, organ suara, fungsi
suara, fisiologi suara, analisis suara dan manfaat suara pada makhluk hidup.
•
Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan
instrumen bunyi
•
Membahas
bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi – gelombang
bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.
•
Bunyi atau suara adalah
kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini
dapat berupa zat cair, padat, gas.
•
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan
mekanik pada gas, zat cair atau gas yang merambat dengan kecepatan tertentu.
Bunyi
•
Bunyi
merupakan gelombang longitudinal.
•
Fenomena
bunyi berhubungan dengan indera pendengaran kita, yaitu telinga kita dan otak
kita.
•
Telinga
berfungsi menerima gelombang bunyi, sedangkan otak berfungsi menerjemahkan
informasi dari telinga.
Sifat-sifat
gelombang bunyi:
- Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
- mengalami pemantulan (refleksi)
- mengalami pembiasan (refraksi)
- mengalami pelenturan (difraksi)
- mengalami perpaduan (interferensi)
- Mengalami penguraian (dispersi)
- Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
a. Pemantulan (Refleksi)
Contohnya gelombang cahaya dipantulkan oleh cermin. Pada pemantulan berlaku hukum Snelius tentang pemantulan:
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Contohnya gelombang cahaya dipantulkan oleh cermin. Pada pemantulan berlaku hukum Snelius tentang pemantulan:
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul.
b. Pembiasan(Refraksi)
Contohnya pembiasan pada air, lensa. Pembiasan adalah peristiwa gelombang yang mengalami pembelokan arah karena melewati dua medium yang berbeda. Pada pembiasan berlaku hukum snelius tentang pembiasan.
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul memiliki hubungan
Contohnya pembiasan pada air, lensa. Pembiasan adalah peristiwa gelombang yang mengalami pembelokan arah karena melewati dua medium yang berbeda. Pada pembiasan berlaku hukum snelius tentang pembiasan.
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul memiliki hubungan
c. Mengalami Penggabungan
(Interferensi)
Peristiwa interferensi dapat diamati pada terlihatnya warna-warni pada permukaan air sabun, warna warninya permukaan CD. Peristiwa interferensi terjadi karena perpaduan dua buah gelombang yang memiliki frekwensi dan beda fase yang sama, saling bertemu.
Peristiwa interferensi dapat diamati pada terlihatnya warna-warni pada permukaan air sabun, warna warninya permukaan CD. Peristiwa interferensi terjadi karena perpaduan dua buah gelombang yang memiliki frekwensi dan beda fase yang sama, saling bertemu.
d.
Mengalami Lenturan (defraksi)
• Peristiwa defraksi dapat dialami ketika kita mendengar suara yang berasal dari balik tembok, atau bukit. Meskipun tidak ada benda yang memantulkan suara itu disekitar kita.
• Peristiwa defraksi terjadi karena gelombang melenturkan energinya . Perhatikan contoh defraksi pada gelombang air yang melewati celah sempit.
• Peristiwa defraksi dapat dialami ketika kita mendengar suara yang berasal dari balik tembok, atau bukit. Meskipun tidak ada benda yang memantulkan suara itu disekitar kita.
• Peristiwa defraksi terjadi karena gelombang melenturkan energinya . Perhatikan contoh defraksi pada gelombang air yang melewati celah sempit.
e. Dispersi
(penguraian)
Peristiwa disperse
dapat diamati pada terurainya gelombang cahaya polikromatik menjadi komponen
gelombang cahaya yang monokromatik ketika melewati prisma.
Peristiwa disperse terjadi karena gelombang mengalami perubahan bentuk ketika melewati suatu medium yang dispersif (medium yang dapat merubah kecepatan yang tergantung frekwnsinya)
Peristiwa disperse terjadi karena gelombang mengalami perubahan bentuk ketika melewati suatu medium yang dispersif (medium yang dapat merubah kecepatan yang tergantung frekwnsinya)
f. Mengalami Polarisasi
• Peristiwa polarisasi dapat dirasakan pada saat menggunkan kacamata Polaroid kita tidak mengalami silau saat berjemur di terik matahari. Peristiwa Polarisasi terjadi karena gelombang trasversal mengalami penyerapan arah getarnya. Peristiwa Polarisasi hanya terjadi trasversal saja. Perhatikan gambar berikut. Gelombang utuh yang tidak terpolarisasi melalui filter yang akan meneruskan arah getas sesui orientasi filter tersebut.
• Peristiwa polarisasi dapat dirasakan pada saat menggunkan kacamata Polaroid kita tidak mengalami silau saat berjemur di terik matahari. Peristiwa Polarisasi terjadi karena gelombang trasversal mengalami penyerapan arah getarnya. Peristiwa Polarisasi hanya terjadi trasversal saja. Perhatikan gambar berikut. Gelombang utuh yang tidak terpolarisasi melalui filter yang akan meneruskan arah getas sesui orientasi filter tersebut.
• Polarisasi
dapat terjadi karena:
a. Pemantulan
b. Pembiasan
c. Absorpsi selektif
d. Bias kembar oleh kristal
e. Hamburan
g. Effek Dopler:
• Peristiwa ini dapat diamati ketika kita mendengarkan suara ambulan yang mendekati atau menjauhi kita., yang terdengar makin keras saat mendekati kita dan makin lemah saat menjauhi kita.
a. Pemantulan
b. Pembiasan
c. Absorpsi selektif
d. Bias kembar oleh kristal
e. Hamburan
g. Effek Dopler:
• Peristiwa ini dapat diamati ketika kita mendengarkan suara ambulan yang mendekati atau menjauhi kita., yang terdengar makin keras saat mendekati kita dan makin lemah saat menjauhi kita.
• Peristiwa Effek Dopler adalah peristiwa berubahnya frekwensi gelombang
akibat gerak relative antara sumber gelombang dengan pengamat.
Penerapan
dari sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya:
1. Dua astronout tidak dapat bercakap-cakap langsung
tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon karena keadaan dalam pesawat
dibuat hampa udara.
2. Terjadinya gaung,
yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
terdengar tidak jelas.
3. Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada
siang hari.
4. Kita dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita
belum melihat mobil tersebut karena terhalang tembok yang tinggi.
•
Udara adalah pengantar bunyi yang paling banyak
kita gunakan. Namun sebenarnya udara pengantar bunyi yang lamban, bukan berarti
tidak baik. Kecepatan merambat bagi udara sebagai pengantar bunyi hanyalah 340 meter per detik. Bandingkan
dengan kecepatan rambat bunyi pada zat pengantar lain :
Gabus………………………………...500 meter per detik
Timah………………………………...1190 meter per detik
Air………………………………........1440 meter per detik
Besi………………………………......5120 meter per detik
Gabus………………………………...500 meter per detik
Timah………………………………...1190 meter per detik
Air………………………………........1440 meter per detik
Besi………………………………......5120 meter per detik
•
Angka-angka tersebut memang dapat berubah oleh
peruubahan suhu.
Aspek Bunyi
•
Tiga
aspek bunyi: sumber bunyi, energi bunyi, dan detektor bunyi.
•
Sumber
bunyi adalah semua benda yang bergetar.
•
Energi
bunyi dipindahkan dari sumber bunyi dalam bentuk gelombang bunyi, yaitu
gelombang longitudinal.
•
Detektor
bunyi adalah alat untuk menangkap/menerima gelombang bunyi, bisa berupa telinga
kita atau alat lain.
Karakteristik Bunyi
•
Gelombang
bunyi merambat memerlukan medium.
•
Medium
perambatan bunyi bisa berupa udara, tanah, batu, logam, dan lain-lain.
•
Bunyi
tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara
Jenis Gelombang Berdasarkan Medium Perambatan
•
gelombang
mekanik
•
gelombang
yang berjalan di dalam suatu material yang dinamakan medium
•
gelombang
elektromagnetik
•
gelombang
yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya
Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat
•
gelombang
transversal
•
gelombang
yang arah pergeseran mediumnya tegak lurus dengan arah perjalanan gelombang
sepanjang medium itu
•
gelombang
longitudinal
•
gelombang
yang arah pergeseran mediumnya searah dengan arah perjalanan gelombang
sepanjang medium itu
•
Panjang gelombang adalah sebuah jarak
antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).
•
Jarak
dari satu puncak ke puncak berikutnya atau dari satu lembah ke lembah
berikutnya, atau dari sembarang titik ke titik yang bersangkutan pada
pengulangan berikutnya dari gelombang tersebut.
Frekuensi
•
Frekuensi suara adalah tingkat di mana gelombang
melewati suatu titik tertentu.
•
banyaknya
gelombang dalam selang waktu tertentu
•
Jumlah gelombang tiap detik
•
Lambang frekuensi (f)
Pembagian frekuensi bunyi:
•
0-20
Hz : daerah infrasonik, yang termasuk disini adalah getaran
tanah, gempa bumi.
•
20-20.000
Hz :
daerah sonik, yaitu daerah frekuensi yang dapat didengar/ Tertangkap
oleh indera pendengar manusia, misalnya suara pembicaraan, suara lonceng dan
sebagainya (audiofrekuensi).
•
Di atas 20.000 Hz :
daerah ultrasonik. Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia,
misalnya getaran yang dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal piezo
elektrik yang digunakan beberapa instrumen kedokteran (USG dll).
Kecepatan bunyi di udara adalah 340 m/s.
Jika sesuatu memiliki kecepatan melampaui kecepatan suara di
udara ini, disebut sebagai supersonik.
Contohnya adalah pesawat supersonik dengan kecepatan 2000
kilometer perjam.
•
Frekuensi bunyi berubah akibat
perubahan jarak sumber bunyi-pendengar
perubahan jarak sumber bunyi-pendengar
Cepat Rambat Gelombang
•
Hubungan
antara panjang gelombang (l) dan
frekuensi gelombang (f) dengan cepat rambat gelombang (v)
v = lf
velocity = wavelength x frequency
•
Laju
gelombang dipengaruhi oleh sifat-sifat mekanik medium perambatannya
•
Gelombang
bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik
pada gas, zat cair atau padat yang merambat dengan kecepatan tertentu.
•
Menjalar
secara transversal atau longitudinal. Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi
(f), panjang gelombang (λ) dan kecepatan V.
V = l.f
V = kecepatan perambatan bunyi
dalam meter per sekon (m/s)
l = panjang gelombang dalam
meter (m)
f = frekuensi dalam Hertz (Hz)
Intensitas Bunyi
•
Intensitas
bunyi adalah energi yang dibawa oleh sebuah gelombang bunyi melalui satuan luas
tiap satuan waktu.
•
Energi gelombang bunyi ada 2 yaitu : energi
potensial dan energi kinetic. Intensitas gelombang bunyi(I ) yaitu energi yang
melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2
•
Satuan
intensitas bunyi adalah watt/meter2 (W/m2)
•
Telinga
manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intesitas (I)
Jika suara di udara memiliki
kecepatan perambatan 340 m/s, dan frekuensinya 20 Hz, berapakah panjang
gelombang bunyi tersebut?
Diketahui: v = 340 m/s, f = 20
Hz.
Ditanyakan: l
Jawab:
l = v/f
= 340 m/s : 20 Hz
= 17 m
Jenis-Jenis Bunyi Bising
* `Steady Wide Band Noise’
- Meliputi
bunyi dengan batas ulangan yang luas
-
Contoh : Mesin biasa, Keriuhan Di Pasar, Trafik.
* `Steady Narrow Band Noise’
-
Tenaga bunyi tertumpu kepada ulangan tertentu.
-
Contoh : Mesin Rumput, Gergaji Rantai, Pengetam.
* `Impact Noise’
-
Bunyi tunggal yang pendek.
-
Contoh : Letupan, Tembakan senjat api.
* `Repeated Impact Noise’
-
Bunyi tunggal yang berulangan.
-
Contoh : Memaku, Memahat.
* `Intermittent Noise’
-
Contoh : Pengangkutan Udara, Lalulintas.
Kesan Bunyi Bising
Terhadap Kesehatan
Terbahagi
kepada dua :
i) Kesan Kepada Telinga (Auditory Effect)
ii) Kesan Di Luar Telinga (Non Auditory
Effect)
i) Kesan
Kepada Telinga
a) Kesan
Semerta
- Disebabkan bunyi yang kuat (>120 dB)
- Menyebabkan pecah selaput tympanum, kerusakan tulang kecil pendengaran.
- Hilang pendengaran kekal.
b) Kesan
Kronik
- Pendedahan berpanjangan kepada bunyi kuat
(>85 dB - 5 tahun, > 8 jam sehari)
- Lebih tinggi frekuensi, kerusakan koklea tinggi
c) TTS
(Temporary Threshold Shift)
- Threshold pendengaran tinggi semasa
bekerja di tempat bising.
- Kembali asal setelah 12 jam keluar dari suasana bising.
d)
PTS(Permanent Threshold Shift)
- Pendedahan berulangan - threshold pendengaran tidak kembali kepada ‘base line’
asal.
* Kesan Di
Luar Telinga
a) Kesan
Fisiology
- Meningkatkan Tekanan darah melalui galakan ANS (Autonomy Nervous System)
- Meningkatkan Pergerakan Otot.
- Meningkatkan pergerakan gastric pembesaran pupil.
b) Kesan
Psychosomatic.
- Sakit Kepala, pening, loya, muntah
- Nystagmus , pergerakan mata tak dapat dikawal.
c) Kesan Pyscology
- Gangguan Percakapan
- Mutu kerja dan kecekapan
menurun.
- Keletihan
- Gangguan saraf dan ketegangan
d)
Lain-lain
- Mudah marah
- Sering merasa cemas.
Penerapan Bunyi dalam
Kesehatan
•
Alat
diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10
MHz.
•
USG
( Ultrasonography)
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Untuk diagnostik digunakan frekuensi 1 – 5 MHz dengan daya
0,01 W/cm2.
Untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.
Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri.
Untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.
Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri.
Hal -hal yang didiagnosis dengan Ultrasonik:
Sesuai dengan metode skaining yang dipakai maka ultrasonik
dapat dipergunakan untuk diagnosis :
1) A skaining :
Mendiagnosis tumor otak, member informasi tentang penyakit –
penyakit mata.
2) B skaining :
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia, misalnya hati, lambung, usus,
mata dan jantung janin.
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia, misalnya hati, lambung, usus,
mata dan jantung janin.
b. Untuk mendeteksikehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari
uterus/kandung peranakan dan
kasus – kasus perdarahan yang abnormal.
c. Lebih banyak memberi informasi dari pada X-ray dan
sedikit resiko yang terjadi
3) M skaining :
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardical effusion.
b. M skaining mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan berlangsung
untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardical effusion.
b. M skaining mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan berlangsung
untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.
Pembentukan Suara
Suara dihasilkan oleh getaran suatu
benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya. Peningkatan
tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya disebut rarefaction.
Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran
suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara
kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya
saja kata “suara” dipakai untuk makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk
benda mati.
•
Aliran
udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita
suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.
•
Aliran
udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa
yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx,
rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada
proses ini dinamakan sinyal voiced sound.
•
Suara
bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari dalam tubuh.
•
Beberapa
bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara disebut Unvoiced
sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk
oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara
perinci:
•
p,
t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)
•
S,
f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)
Proses
produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses
fisiologis, yaitu :
•
pembentukan
aliran udara dari paru-paru,
•
perubahan
aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced
yang dikenal dengan istilah phonation,
•
dan
artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
•
Organ tubuh yang
terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea),
laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord),
rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue),
dan bibir (lips).
PEMBENTUKAN SUARA (FONASI)
•
Pada
pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot, udara
di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara yang
tertutup dipaksa membuka.
•
Terjadi
aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di antara pita,
menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya udara secara
parsial.
•
Rongga
mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum lunak, dan
pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.
•
Kadang-kadang
hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat obstruksi di
pita suara.
•
Hal
tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan adalah
laringoskopi.
•
Metode
lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis
misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.
Frekuensi
dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan dari
pita suara.
•
Laki-laki
mempunyai frekuensi suara 125 Hz.
•
Wanita mempunyai frekuansi suara 250 Hz.
•
Suara
berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.
Pada
sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling
berhubungan yaitu :
•
telinga
yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara dan
mengubahnya menjadi sinyal syaraf,
•
jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan
sinyal ke otak,
•
dan
otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang terkandung
dalam sinyal masukan.
Fisika
Pendengaran
Mendengar adalah
kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara.
•
Dalam
keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar yaitu telinga.
•
Bunyi
merupakan vibrasi (getaran) di uadara yg hanya dpt di dengar oleh telinga
manusia antara 20 – 20.000 hertz.
•
Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga bagian dalam.
Anatomi Telinga
a.
Telinga Luar
•
Merupakan
bagian telinga yang berguna sebagai penangkap getaran suara.
•
Telinga
luar terdiri dari daun telinga, lubang
telinga dan saluran telinga luar.
b.
Telinga Tengah
•
Bagian
ini terdiri dari selaput pendengaran, tulang – tulang pendengaran dan saluran
Eustachius.
c.
Telinga Dalam
•
Bagian
ini terdiri dari tingkap jorong dan rumah siput.
•
Di
dalam rumah siput terdapat cairan yang akan bergetar bila ada bunyi.
a.
Telinga luar (outer ear)
·
DAUN TELINGA (Pinna auricularis, tunggal = Pinnae
auriculares, jamak) berfungsi menangkap & mengarahkan gelombang suara,
·
Lorong
(Liang) Telinga (Eksternal Auditory Meatus) yg mengandung rambut halus &
kelenjar lilin (minyak = sebaseus),
·
GENDANG
TELINGA (membran tympani), Terdiri dari jaringan fibrosa elastis,Bentuk bundar dan cekung dari luar, Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya
pada tulang pendengaran.
b.
Telinga tengah (middle ear)
·
TULANG
PENDENGARAN à MIS (Maleus, Inkus, Stapes)
MArtil, LAndasan, Sanggurdi.
·
Merupaka
tulang terkecil pada tubuh manusia, Berfungsi meneruskan amplitudo getaran yang
diterima dari membran tympani dan meneruskannya ke jendela oval.
c. Telinga dalam (inner ear)
•
Terdiri atas
– Vestibulum
– kanalis semisirkularis tulang (keseimbangan )
– Koklea (rumah siput)
– begitu juga kranial VIII
(nervus koklea vestibularis)
•
terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang
cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak.
Cara Kerja Telinga
•
Getaran
bunyi terkumpul di daun telinga.
•
Getaran
bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.
•
Bila
getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut ikut
bergetar dan menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan di
rumah siput ikut bergetar.
•
Gerakan
ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve,) dan menuju ke pusat pendengaran di otak.
•
Pusat
ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh
otak.
Proses Pendengaran Manusia
•
Proses
pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga (outer Ear) yang
fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan memasukkan nya ke canal/ lubang
telinga.
•
Proses
kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima oleh gendang telinga
yang berakibat bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus dan
stapes(middle Ear). Dan menyalurkan ke cohlea / rumah siput.
•
Proses
ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput
terdapat hear sell yang yang bergetar akibat suara dan getarannya
menghasilkan getaran listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga
aliran listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang di aliri
oleh syaraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua
suara-suara yang masuk tadi.
• Gangguan
pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara
dan bahkan permanen.
• Gangguan
pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak
dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan
Pendengaran
•
Gangguan
pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang suara, terhalang
masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea
) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
•
Gangguan
pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi ketika rumah siput (
koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun .
•
Gangguan
pendengaran campuran : campuran antara gangguan pendengaran konduktif
dan saraf.
Pemeriksaan
1.
Otoscopy
Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga.
Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga.
2. Tympanometry
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.
3. Oto Acoustic Emissions (OAE)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.
4. Auditory Brainstem Response (ABR)
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.
5. Conditioned Oriented Responses (CORs)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.
6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)
Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.
Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.
7. Play Audiometry
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.
8. Conventional Audiometry
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.
9. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.
Spesialisasi Dalam
Pendengaran/Telinga
Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing
bagian sesuai dengan keahlian:
- Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran.
- Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga dan opersi Telinga.
- ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga, Hidung dan tenggorokan.
- Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon Pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, Rehabilitasi yang berkaitan dengan hilangnya pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar