Halaman

Kamis, 27 November 2014

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Apa pengertian epidemiologi?

Kata ’epidemiologi’ berasal dari kata Epi, Demos dan Logos. Epi artinya atas, Demos artinya masyarakat, dan Logos artinya ilmu. Dari arti kata tersebut, maka epidemiologi dapat diartikan yaitu: 

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada sekelompok manusia tertentu. 

Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi. 
Ilmu epidemiologi kini telah berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa cabang epidemiologi seperti: epidemiologi penyakit non infeksi, epidemiologi klinik, epidemiologi kesehatan kerja, dan lain-lain. Sebagai contoh, kini juga dikenal epidemiologi penyakit-penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker, epidemiologi kecelakaan lalu lintas dan epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya. 

Ada beberapa istilah yang dikenal dalam epidemiologi untuk menggambarkan besar dan luasnya kejadian penyakit, seperti: 

1.    Endemi, yaitu keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus menerus   tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu. 

2.    Epidemi, yaitu terjadinya kasus–kasus dengan sifat-sifat yang sama pada sekelompok manusia pada suatu area geografis tertentu dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut melebihi insidens yang normal dari penyakit tersebut.

3.    Common source (epidemik yang ditimbulkan dari sumber yang sama), yaitu suatu epidemi dimana manusia atau binatang atau benda yang spesifik telah menjadi alat utama dalam penularan penyakit tersebut. 

4.    Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran), yaitu suatu epidemi dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang ke binatang dengan cara sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh penularan dari sumber tunggal.

5.    Pandemi, yaitu suatu penyakit epidemi yang mengenai penduduk beberapa negara atau benua. 

Apakah yang dimaksud dengan konsep pendekatan epidemiologi? 

Konsep pendekatan epidemiologi berbeda dengan konsep pendekatan medik. Pendekatan medik memfokuskan pada satu individu sedangkan konsep epidemiologi memfokuskan pada satu kelompok penduduk dan berupaya memberikan informasi yang mewakili kelompok penduduk tersebut. 
Dalam konsep pendekatan epidemiologi, ada tiga komponen yang menjadi pokok pembahasan yaitu “host” atau penjamu, penyebab atau “agent”, lingkungan atau “environment” . 
Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus seimbang. Bila terjadi gangguan keseimbangan maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok tersebut. 

Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit. 

Bagian ini akan membantu Anda memahami lebih jelas lagi tentang masing-masing komponen. Untuk itu pelajari bagian ini dengan cermat. 

1. FAKTOR PENYEBAB 

Penyebab suatu penyakit (agent) 
adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak hidup yang kehadirannya atau ketidakhadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif terhadap manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan agent fisik. 

Apa saja yang termasuk dalam faktor penyebab suatu penyakit? 
Faktor penyebab terdiri dari penyebab biologis, penyebab kimia, penyebab nutrisi, penyebab mekanik, penyebab fisik. Dengan melihat penjelasan berikut ini, Anda akan dapat mengetahui masing-masing faktor penyebab. 

A.    Penyebab Biologis 

Terdapat 6 kelompok penyebab (agent) biologis, yaitu: 
1.    Protozoa, yaitu organisme uniseluler, dapat menyebabkan antara lain: malaria, trypanosomiasis, leismaniasis, disentri amuba, dan lain-lain. Kebanyakan dari organisme ini berkembang biak di luar tubuh manusia, dan biasanya “vectorborne” ditularkan melalui vektor, yaitu artropoda). 
2.    Metazoa, yaitu organisme parasitik multiseluler, dapat menyebabkan antara lain: trichinosis, askariasis, schistosomiasis, dan lain-lain.
3.    Bakteri, yaitu organisme uniseluler yang menyerupai tanaman, dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit, misalnya: TBC, meningitis, salmonelosis, dan lain-lain. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit biasanya dapat berkembangbiak baik di dalam maupun di luar tubuh manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia, tetapi dapat juga bakteri tersebut berasal dari lingkungan.
4.    Virus, yaitu agent biologis yang terkecil. Beberapa penyakit yang ditimbulkan adalah: influenza, rabies, rubella, ensefalitis, dan lain-lain. Biasanya penyakit-penyakit ini ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia yang lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya, virus memerlukan sel hidup.
5.    Jamur, yaitu sejenis tanaman yang tidak mempunyai khlorofil, dapat uni maupun multiseluler. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya antara lain: histoplasmosis, epidermafitosis, moniliasis, dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena mereka membentuk spora. Reservoir umumnya adalah tanah.
6.    Riketsia, yaitu parasit intrasel yang ukurannya diantara virus dan bakteri, dan mempunyai karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan berkembang-biak organisme ini memerlukan sel yang hidup (seperti pada virus). Beberapa penyakit yang ditimbulkan olah organisme ini adalah “Rocky mountain spotted fever”, Q-fever, dan lain-lain. 
Dalam menimbulkan suatu penyakit, agent-agent tersebut dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, yaitu: 
1)    Karakteristik inherent
Pada agent biologis, karakteristik inherent meliputi: morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, dan lain-lain. Yang tak kalah penting adalah sifat-sifat kimia dan fisik dari agent yang tak hidup, misalnya: ukuran partikel, merupakan substansi yang larut atau tidak, dan lain-lain. 

2)    Viabilitas dan resistensi
Yaitu kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari, dan lain-lain, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. 

3)    Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia 
Faktor-faktor yang penting dalam menimbulkan penyakit yaitu: 
a.    Infektivitas (derajat penularan), yaitu kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan diri terhadap penjamu. 
b.    Patogenitas, yaitu kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokal atau umum, klinis atau subklinis.
c.    Virulensi, yaitu merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent. 
d.    Antigenisitas, yaitu kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme penolakan/ pertahanan terhadap agent yang bersangkutan. 
4)    Reservoir dan sumber infeksi
5)    Cara penularan 

B.    Penyebab Kimia

Penyebab kimia antara lain: pestisida, “food-addivite”, obat-obatan, limbah industri, zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit misalnya pada diabetik asidosis, uremia. 
Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat menimbulkan gangguan, yaitu secara: 
1.    Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida), uap (misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-zat allergen).
2.    Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan, seperti pada keracunan logam berat, dan lain-lain.


3.    Melalui kulit, misalnya: keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang. 

C.    Penyebab Nutrisi 
Penyebab nutrisi yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.

D.    Penyebab Mekanik 
Penyebab mekanik yang termasuk dalam kategori ini adalah friksi yang kronik, kekuatan mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya dislokasi atau patah tulang, dan lain-lain. 

E.    Penyebab Fisik
Penyebab fisik didapat melalui radiasi – ionisasi, suhu udara, kelebaban, intensitas suara, getaran, panas, terang cahaya. 

2. FAKTOR PENJAMU (HOST)

Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain: usia, jenis kelamin, ras, sosial-ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas, nutrisi, dan imunitas. 

Mengapa faktor-faktor ini penting untuk diperhatikan.? 
Dikatakan penting karena mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi, kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit.
Mari kita lihat pengaruh faktor-faktor tersebut. 
a.    Usia 
Biasanya usia merupakan faktor penjamu yang terpenting dalam timbulnya suatu penyakit. Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia tertentu atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usai. 

b.    Jenis kelamin
Terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu. Misalnya: kanker prostat hanya dijumpai pada pria, dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada wanita.

c.    Ras
Pengaruh dari perbedaan ras dalam timbulnya suatu penyakit biasanya disebabkan oleh perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai-nilai sosial, seringkali juga dihubungkan dengan faktor genetika, dan lain-lain.

d.    Sosial-ekonomi 
Erat hubungannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan. 


e.    Status perkawinan
Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup, secara statistik, didapatkan bahwa morbiditas dan mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah, menikah, cerai, atau janda/duda karena kematian pasangannya). 

f.    Penyakit-penyakit terdahulu 
Jelas dapat dimengerti bahwa mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah menderita sakit keras lebih rentan terhadap suatu infeksi atau penyakit lainnya dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita penyakit kronis. 

g.    Cara hidup
Faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis. Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya dengan penyakit-penyakit infeksi usus. Selain itu, kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak dan kolestrol berlebihan, kebiasaan merokok, dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler dan hipertensi. 

h.    Hereditas
Berkaitan dengan ras. 

i.    Nutrisi
Secara umum, makin baik status gizi seseorang, maka akan makin baik sistem pertahanan tubuh orang tersebut. 

j.    Imunitas 
Faktor imunitas sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit. 
Berdasarkan cara didapatnya, ada beberapa golongan imunitas, yaitu: 
1)    Imunitas alamiah (tanpa intervensi):

a)    Imunitas alamiah aktif, yaitu imunitas yang didasarkan karena tubuh pernah mendapat infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut, dan yang bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama.

b)    Imunitas alamiah pasif, yaitu kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh ibunya. Terutama antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin. Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir.

2)    Imunitas didapat (dengan intervensi):

a)    Imunitas didapat aktif, yaitu imunitas yang dibuat oleh penjamu setelah menerima vaksin atau toksoid, misalnya: toksoid tetanus, vaksin smallpox. 
b)    Imunitas didapat pasif, sering dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin. Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4-5 minggu. Antibodi yang dibuat pada hewan (biasanya kuda), bisa juga dipakai untuk memberikan proteksi sementara terhadap suatu penyakit misalnya pada tetanus dan rabies.


“Herd immunity” adalah imunitas yang terdapat dalam suatu populasi (bukan imunitas individu). Tingkat kekebalan dalam populasi ini sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit di suatu populasi. Bila tingkat kekebalan tersebut cukup tinggi, maka agent (biologi) tidak dapat menembus dan menyebar dalam populasi tersebut. 

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat komponen, yaitu lingkungan fisik, biologi, sosial, dan ekonomi. 

a.    Lingkungan fisik,
meliputi kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geografi serta geologinya.
1)    Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu. 
Contoh: 
•    Faktor ketinggian dari permukaan laut (“attitude”) berpengaruh terhadap mereka yang mengidap penyakit jantung. 
•    Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan telinga sehingga lebih rentan terhadap infeksi seperti influenza.
•    Dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang sehingga memudahkan terjangkitnya suatu penyakit, misalnya: di daerah dengan keadaan udara yang panas dan lembab menyebabkan orang memakai baju setipis dan sesedikit mungkin, sehingga memudahkan terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan faktor dari suatu penyakit. 

2)    Kondisi geografi serta geologi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung maupun tak langsung. Faktor ini berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah tanah serta air yang terkandung, dll 
Contoh: 
•    Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang tidak defisiensi vitamin, misalnya: tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayur-mayur tidak selalu tersedia. 
•    Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang yang dapat menjadi vektor atau reservoir dari suatu penyakit, misalnya sehingga dapat mempengaruhi distribusi penyakit, misalnya: lalat teetse dan penyakit tidur di Afrika. 
•    Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia, ketersediaan air, dan lain-lain. Dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. 

b.    Lingkungan biologi 

Dapat berperan sebagai berikut: 
1)    Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir, mapun vektor dari suatu penyakit.
2)    Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui penyuburan tanah, dan lain-lain.
3)    Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrien, tetapi mungkin pula menjadi tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit, atau merupakan sumber allergen. 

c.    Lingkungan sosial-ekonomi 

1)    Faktor yang timbul dari lingkungan sosial (diluar faktor ekonomi) sangat mempengaruhi status kesehatan fisik dan mental baik secara individu maupun kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 
a)    Kepadatan penduduk, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan, kemudahan penyebaran kemudahan penyebaran penyakit-penyakit menular, dan lain-lain.
b)    Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis, macam pekerjaan, dll. Dapat meningkatkan gangguan mental, disamping juga tingkat kejahatan.
c)    Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai: besar kecilnya keluarga, aturan-aturan agama, dll. 

2)    Faktor-faktor yang berkaitan dengan ekonomi setempat, misalnya: 

a)    Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang tidak memadai dll, yang secara keseluruhan menunjang penyebaran penyakit menular.
b)    Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, berhubungan dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan.
c)    Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik, tingginya tingkat pengangguran. 
d)    Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secara keseluruhan menyebabkan tingginya penyakit menular.
e)    Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama dengan perang. 
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana interaksi antara agent, host dan environment sehingga terjadi keseimbangan. 
1.    Interaksi agent-environment 
Yaitu keadaan dimana agent dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa menghiraukan karakteristik dari host), biasanya pada periode prepatogenesa yang seringkali dilanjutkan sampai tahap patogenesa. Keadaan tersebut misalnya: ketahanan dari suatu bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin, dan lain-lain. 

2.    Interaksi host-environment 
Yaitu keadaan dimana host dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa menghiraukan faktor agent), biasanya juga pada tahap prepatogenesa dan patogenesa. Keadaan tersebut misalnya: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain. 

3.    Interaksi host-agent
Berada dalam diri host, bermukim dengan baik, berkembang-biak, dan mungkin telah menstimuli respons dari host dengan timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis seperti demam, perubahan jaringan, produksi zat-zat kekebalan atau mekanisme pertahanan lainnya, dan lain-lain. Interaksi ini dapat berakhir dengan kesembuhan, gangguan sementara, kematian, atau hilangnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis tanpa eliminasi dari agent (menjadi “Carrier”). 

4.    Interaksi agent-host-environment 
Yaitu keadaan dimana agent, host, dan environment saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan menginisiasi timbulnya suatu proses penyakit, terjadi baik pada tahap prepatogenesa maupun patogenesa. Terdapat misalnya pada kontaminasi feses dari penderita tifus pada sumber air minum, dan lain-lain. 
Untuk memberikan gambaran secara grafik mengenai hubungan antara agent-host-environment, John Gondon menggambarkannya dengan timbangan keseimbangan. Selain itu dia juga juga mengemukakan bahwa penyakit menular mengikuti konsep “biologic laws” yaitu sebagai berikut: 
1.    Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara agent penyakit tersebut dengan manusia (host).
2.    Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung dari sifat alami dan karakteristik dari agent dan host (secara individual maupun secara kelompok). 
3.    Bahwa karateristik dari agent dan host, berikut interaksinya, secara langsung berhubungan dan tergantung pada keadaan alami dari lingkungan sosial, fisik, ekonomi dan juga lingkungan biologis. 

Pada penyakit menular, interaksi tersebut terjadi antara dua organisme hidup; sedangkan pada penyakit tak menular, terjadi interaksi antara satu organisme hidup, yaitu manusia, dengan agent-penyakit yang tidak hidup (non biologis). 
Dengan melihat gambar timbangan keseimbangan di bawah ini, Anda dapat memahami keadaan-keadaan yang dapat terjadi pada keadaan equilibrium atau keseimbangan tersebut. 

www.facebook.com/DinasKesehatanKotaLubuklinggau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar