Halaman

Selasa, 07 Agustus 2012

BIOAKUSTIK


Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi.
Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia.
      Bioakustik adalah bidang ilmu yang mempelajari karakteristik suara, organ suara, fungsi suara, fisiologi suara, analisis suara dan manfaat suara pada makhluk hidup.
      Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen bunyi

      Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi – gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.
      Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.
      Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada gas, zat cair atau gas yang merambat dengan kecepatan tertentu.

Bunyi
      Bunyi merupakan gelombang longitudinal.
      Fenomena bunyi berhubungan dengan indera pendengaran kita, yaitu telinga kita dan otak kita.
      Telinga berfungsi menerima gelombang bunyi, sedangkan otak berfungsi menerjemahkan informasi dari telinga.

            Sifat-sifat gelombang bunyi:
  1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
  2. mengalami pemantulan (refleksi)
  3. mengalami pembiasan (refraksi)
  4. mengalami pelenturan (difraksi)
  5. mengalami perpaduan (interferensi)
  6. Mengalami penguraian (dispersi)
  7. Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)

a. Pemantulan (Refleksi)
Contohnya gelombang cahaya dipantulkan oleh cermin. Pada pemantulan berlaku h
ukum Snelius tentang pemantulan:
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul.
b. Pembiasan(Refraksi)
Contohnya pembiasan pada air, lensa. Pembiasan adalah peristiwa gelombang yang mengalami pembelokan arah karena melewati dua medium yang berbeda. Pada pembiasan berlaku hukum snelius tentang pembiasan.
• Sudut datang sudut pantul dan garis normal berada paa sutu bidang
• Sudut datang sama dengan sudut pantul memiliki hubungan
c. Mengalami Penggabungan (Interferensi)
Peristiwa interferensi dapat diamati pada terlihatnya warna-warni pada permukaan air sabun, warna warninya permukaan CD. Peristiwa interferensi terjadi karena perpaduan dua buah gelombang yang memiliki frekwensi dan beda fase yang sama, saling bertemu.
d. Mengalami Lenturan (defraksi)
• Peristiwa defraksi dapat dialami ketika kita mendengar suara yang berasal dari balik tembok, atau bukit. Meskipun tidak ada benda yang memantulkan suara itu disekitar kita.
• Peristiwa defraksi terjadi karena gelombang melenturkan energinya . Perhatikan contoh defraksi pada gelombang air yang melewati celah sempit. 
e. Dispersi (penguraian)
Peristiwa disperse dapat diamati pada terurainya gelombang cahaya polikromatik menjadi komponen gelombang cahaya yang monokromatik ketika melewati prisma.

Peristiwa disperse terjadi karena gelombang mengalami perubahan bentuk ketika melewati suatu medium yang dispersif (medium yang dapat merubah kecepatan yang tergantung frekwnsinya)

f. Mengalami Polarisasi
• Peristiwa polarisasi dapat dirasakan pada saat menggunkan kacamata Polaroid kita tidak mengalami silau saat berjemur di terik matahari. Peristiwa Polarisasi terjadi karena gelombang trasversal mengalami penyerapan arah getarnya. Peristiwa Polarisasi hanya terjadi trasversal saja. Perhatikan gambar berikut. Gelombang utuh yang tidak terpolarisasi melalui filter yang akan meneruskan arah getas sesui orientasi filter tersebut.

• Polarisasi dapat terjadi karena:
a. Pemantulan
b. Pembiasan
c. Absorpsi selektif
d. Bias kembar oleh kristal
e. Hamburan

g. Effek Dopler:
• Peristiwa ini dapat diamati ketika kita mendengarkan suara ambulan yang mendekati atau menjauhi kita., yang terdengar makin keras saat mendekati kita dan makin lemah saat menjauhi kita.


• Peristiwa Effek Dopler adalah peristiwa berubahnya frekwensi gelombang akibat gerak relative antara sumber gelombang dengan pengamat.
Penerapan

dari sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya:
1. Dua astronout tidak dapat bercakap-cakap langsung
tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon karena keadaan dalam pesawat
dibuat hampa udara.

2. Terjadinya gaung,
yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
terdengar tidak jelas.

3. Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada
siang hari.

4. Kita dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita
belum melihat mobil tersebut karena terhalang tembok yang tinggi.



      Udara adalah pengantar bunyi yang paling banyak kita gunakan. Namun sebenarnya udara pengantar bunyi yang lamban, bukan berarti tidak baik. Kecepatan merambat bagi udara sebagai pengantar bunyi hanyalah 340 meter per detik. Bandingkan dengan kecepatan rambat bunyi pada zat pengantar lain :

Gabus………………………………...500 meter per detik
Timah………………………………...1190 meter per detik
Air………………………………........1440 meter per detik
Besi………………………………......5120 meter per detik
      Angka-angka tersebut memang dapat berubah oleh peruubahan suhu.


Aspek Bunyi
      Tiga aspek bunyi: sumber bunyi, energi bunyi, dan detektor bunyi.
      Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar.
      Energi bunyi dipindahkan dari sumber bunyi dalam bentuk gelombang bunyi, yaitu gelombang longitudinal.
      Detektor bunyi adalah alat untuk menangkap/menerima gelombang bunyi, bisa berupa telinga kita atau alat lain.

Karakteristik Bunyi
      Gelombang bunyi merambat memerlukan medium.
      Medium perambatan bunyi bisa berupa udara, tanah, batu, logam, dan lain-lain.
      Bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara

Jenis Gelombang Berdasarkan Medium Perambatan
      gelombang mekanik
      gelombang yang berjalan di dalam suatu material yang dinamakan medium 

      gelombang elektromagnetik
      gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya

Jenis Gelombang Berdasarkan Arah Rambat
      gelombang transversal
      gelombang yang arah pergeseran mediumnya tegak lurus dengan arah perjalanan gelombang sepanjang medium itu

      gelombang longitudinal
      gelombang yang arah pergeseran mediumnya searah dengan arah perjalanan gelombang sepanjang medium itu
      Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah pola gelombang.  Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).
      Jarak dari satu puncak ke puncak berikutnya atau dari satu lembah ke lembah berikutnya, atau dari sembarang titik ke titik yang bersangkutan pada pengulangan berikutnya dari gelombang tersebut.

Frekuensi
      Frekuensi suara adalah tingkat di mana gelombang melewati suatu titik tertentu.
      banyaknya gelombang dalam selang waktu tertentu
      Jumlah gelombang tiap detik
      Lambang frekuensi (f)
Pembagian frekuensi bunyi:
      0-20 Hz                       : daerah infrasonik, yang termasuk disini adalah getaran tanah, gempa bumi.
      20-20.000 Hz              : daerah sonik, yaitu daerah frekuensi yang dapat didengar/ Tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya suara pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya (audiofrekuensi).
      Di atas 20.000 Hz       : daerah ultrasonik. Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya getaran yang dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal piezo elektrik yang digunakan beberapa instrumen kedokteran (USG dll).

 
Kecepatan bunyi di udara adalah 340 m/s.
Jika sesuatu memiliki kecepatan melampaui kecepatan suara di udara ini, disebut sebagai supersonik.
Contohnya adalah pesawat supersonik dengan kecepatan 2000 kilometer perjam.
      Frekuensi bunyi berubah akibat
perubahan jarak sumber bunyi-pendengar


Cepat Rambat Gelombang
      Hubungan antara panjang gelombang (l) dan frekuensi gelombang (f) dengan cepat rambat gelombang (v)
v = lf  
velocity = wavelength x frequency
      Laju gelombang dipengaruhi oleh sifat-sifat mekanik medium perambatannya
      Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik  pada gas, zat cair atau padat yang merambat  dengan kecepatan tertentu.
      Menjalar secara transversal atau longitudinal. Bunyi mempunyai hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (λ) dan kecepatan V.
V = l.f
V = kecepatan perambatan bunyi dalam meter per sekon (m/s)
l = panjang gelombang dalam meter (m)
f = frekuensi dalam Hertz (Hz)

Intensitas Bunyi
      Intensitas bunyi adalah energi yang dibawa oleh sebuah gelombang bunyi melalui satuan luas tiap satuan waktu.
      Energi gelombang bunyi ada 2 yaitu : energi potensial dan energi kinetic. Intensitas gelombang bunyi(I ) yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2
      Satuan intensitas bunyi adalah  watt/meter2  (W/m2)
      Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intesitas (I)


Jika suara di udara memiliki kecepatan perambatan 340 m/s, dan frekuensinya 20 Hz, berapakah panjang gelombang bunyi tersebut?
Diketahui: v = 340 m/s, f = 20 Hz.     
Ditanyakan: l
Jawab:
l = v/f
    = 340 m/s : 20 Hz
    = 17 m


Jenis-Jenis Bunyi Bising

*    `Steady Wide Band Noise’
      - Meliputi bunyi dengan batas ulangan yang luas
      - Contoh : Mesin biasa, Keriuhan Di Pasar, Trafik.

*    `Steady Narrow Band Noise’
      - Tenaga bunyi tertumpu kepada ulangan tertentu.
      - Contoh : Mesin Rumput, Gergaji Rantai, Pengetam.
     
*    `Impact Noise’
      - Bunyi tunggal yang pendek.
      - Contoh : Letupan, Tembakan senjat api.

*    `Repeated Impact Noise’
      - Bunyi tunggal yang berulangan.
      - Contoh : Memaku, Memahat.

*    `Intermittent Noise’
      - Contoh : Pengangkutan Udara, Lalulintas.


Kesan Bunyi Bising Terhadap Kesehatan
            Terbahagi kepada dua :
            i)          Kesan Kepada Telinga (Auditory Effect)
            ii)         Kesan Di Luar Telinga (Non Auditory Effect)
                                     
i)          Kesan Kepada Telinga
            a) Kesan Semerta
               - Disebabkan bunyi yang kuat (>120 dB)
               - Menyebabkan pecah selaput tympanum,  kerusakan tulang kecil pendengaran.
               - Hilang pendengaran kekal.

            b) Kesan Kronik
               - Pendedahan berpanjangan kepada bunyi kuat
                 (>85 dB - 5 tahun, > 8 jam sehari)
               - Lebih tinggi frekuensi, kerusakan koklea  tinggi
               
            c) TTS (Temporary Threshold Shift)
                - Threshold pendengaran tinggi semasa bekerja di tempat bising.
               - Kembali asal setelah 12 jam keluar dari  suasana bising.

            d) PTS(Permanent Threshold Shift)
               - Pendedahan berulangan - threshold   pendengaran tidak kembali kepada ‘base line’ asal.
             
*          Kesan Di Luar Telinga
            a) Kesan Fisiology
                - Meningkatkan Tekanan darah melalui galakan ANS (Autonomy Nervous System)
               - Meningkatkan Pergerakan Otot.
               - Meningkatkan pergerakan gastric  pembesaran pupil.

            b) Kesan Psychosomatic.
               - Sakit Kepala, pening, loya, muntah
               - Nystagmus , pergerakan mata tak dapat dikawal.

            c) Kesan Pyscology
                - Gangguan Percakapan
                -  Mutu kerja dan kecekapan menurun.
                 - Keletihan
                  - Gangguan saraf dan ketegangan    

            d)  Lain-lain
                - Mudah marah
                - Sering merasa cemas.
           
Penerapan Bunyi dalam Kesehatan

      Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz.
      USG ( Ultrasonography)
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

Untuk diagnostik digunakan frekuensi 1 – 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2.
Untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.
Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri.

Hal -hal yang didiagnosis dengan Ultrasonik:
Sesuai dengan metode skaining yang dipakai maka ultrasonik dapat dipergunakan untuk diagnosis :
1) A skaining :
Mendiagnosis tumor otak, member informasi tentang penyakit – penyakit mata.

2) B skaining :
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia, misalnya hati, lambung, usus,
mata dan jantung janin.

b. Untuk mendeteksikehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/kandung peranakan dan
kasus – kasus perdarahan yang abnormal.

c. Lebih banyak memberi informasi dari pada X-ray dan sedikit resiko yang terjadi

3) M skaining :
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardical effusion.

b. M skaining mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan berlangsung
untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.



 
Pembentukan Suara

Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya disebut rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata “suara” dipakai untuk makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

      Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.
      Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced sound.
      Suara bicara normal merupakan hasil dari modulasi udara yang keluar dari dalam tubuh.
      Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:
      p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound)
      S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu :
      pembentukan aliran udara dari paru-paru,
      perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation,
      dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
      Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips).

PEMBENTUKAN  SUARA (FONASI)
      Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot, udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara yang tertutup dipaksa membuka.
      Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di antara pita, menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya udara secara parsial.
      Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum lunak, dan pipi untuk menentukan suara yang diucapkan.
      Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat obstruksi di pita suara.
      Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan adalah laringoskopi.
      Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan dari pita suara.
      Laki-laki mempunyai frekuensi suara 125 Hz.
      Wanita  mempunyai frekuansi suara 250 Hz.
      Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling berhubungan yaitu :
      telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara dan mengubahnya menjadi sinyal syaraf,
       jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,
      dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang terkandung dalam sinyal masukan.

Fisika Pendengaran

Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara.
      Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar yaitu telinga.
      Bunyi merupakan vibrasi (getaran) di uadara yg hanya dpt di dengar oleh telinga manusia antara 20 – 20.000 hertz.
      Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.








Anatomi Telinga
a. Telinga Luar
      Merupakan bagian telinga yang berguna sebagai penangkap getaran suara.
      Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang  telinga dan saluran telinga luar.
b. Telinga Tengah
      Bagian ini terdiri dari selaput pendengaran, tulang – tulang pendengaran dan saluran Eustachius.
c. Telinga Dalam
      Bagian ini terdiri dari tingkap jorong dan rumah siput.
      Di dalam rumah siput terdapat cairan yang akan bergetar bila ada bunyi.

a.      Telinga luar (outer ear)
·         DAUN  TELINGA (Pinna auricularis, tunggal = Pinnae auriculares, jamak) berfungsi menangkap & mengarahkan gelombang suara,
·         Lorong (Liang) Telinga (Eksternal Auditory Meatus) yg mengandung rambut halus & kelenjar lilin (minyak = sebaseus),
·         GENDANG TELINGA (membran tympani), Terdiri dari jaringan fibrosa elastis,Bentuk bundar dan cekung dari luar, Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran.


b.      Telinga tengah (middle ear)
·         TULANG PENDENGARAN à MIS (Maleus, Inkus, Stapes) MArtil, LAndasan, Sanggurdi.
·         Merupaka tulang terkecil pada tubuh manusia, Berfungsi meneruskan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya ke jendela oval.






c. Telinga dalam (inner ear)
      Terdiri atas
     Vestibulum
     kanalis semisirkularis tulang (keseimbangan )
     Koklea (rumah siput)
     begitu juga kranial VIII (nervus koklea vestibularis)
      terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak.




Cara Kerja Telinga
      Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.
      Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga.
      Bila getaranbunyi tersebut mencapai gendang telinga maka gendang tersebut ikut bergetar dan menggetarkan tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan di rumah siput ikut bergetar.
      Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve,) dan menuju  ke pusat pendengaran di otak.
      Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal oleh otak.



Proses Pendengaran Manusia

      Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga (outer Ear) yang fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.
      Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima oleh gendang telinga yang berakibat bergetarnya tiga tulang pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes(middle Ear). Dan menyalurkan ke cohlea / rumah siput.
      Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput  terdapat hear sell yang yang bergetar akibat suara dan getarannya menghasilkan getaran listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga aliran listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang di aliri oleh syaraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua suara-suara yang masuk tadi.  



      Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara dan bahkan permanen.
      Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih, bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan Pendengaran
      Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika gelombang suara, terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
      Gangguan pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau saraf pendengaran fungsinya menurun . 
      Gangguan pendengaran campuran : campuran antara gangguan pendengaran konduktif dan saraf.

Pemeriksaan
1. Otoscopy

Pemeriksaan dengan menggunakan alat semacam teropong ini tergolong pemeriksaan awal. Fungsinya untuk melihat liang telinga, apakah ada infeksi atau kotoran telinga.


2. Tympanometry
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi telinga tengah.








3. Oto Acoustic Emissions (OAE)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada cochlea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.

4. Auditory Brainstem Response (ABR)
Cara pemeriksaannya hampir sama dengan OAE. berfungsi sebagai screening, juga dengan 2 kategori, yakni pass dan refer. Hanya saja alat ini cuma mampu mendeteksi ambang suara hingga 40 dB.

5. Conditioned Oriented Responses (CORs)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak mencari sumber bunyi tersebut.

6. Visual Reinforced Audiometry (VRA)
Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.

7. Play Audiometry
Pemeriksaan yang juga berfungsi mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2,5-4 tahun. Caranya? Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya atau bermain pasel.

8. Conventional Audiometry
Pemeriksaan ini dapat dilakukan anak usia 4 tahun sampai remaja. Fungsinya untuk mengetahui ambang dengar anak. Caranya dengan menggunakan alat audiometer yang mampu mengeluarkan beragam suara, masing-masing dengan intensitas dan frekuensi yang berbeda-beda. Tugas si anak adalah menekan tombol atau mengangkat tangan bila mendengar suara.

9. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia. Fungsinya, untuk mengetahui respons ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.


Spesialisasi Dalam Pendengaran/Telinga

Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing bagian sesuai dengan keahlian:
  1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran.
  2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga dan opersi Telinga.
  3.  ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga, Hidung dan tenggorokan.
  4.  Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon Pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, Rehabilitasi yang berkaitan dengan hilangnya pendengar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar