Kata Natal
berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti
upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingatri hari kelahiran
Isa Al Masih- yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan
Natal baru tercetus antara tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan
tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang
kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18
Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan
sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus
Menurut Bibel
Untuk menyibak
tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran
Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran
Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1,10,11 (Markus dan Yohanes
tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
”Pada waktu itu
Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang
di seluruh dunia.
Inilah
pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di
Siria. Maka pergilah
semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga
Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galelilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama
Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya
didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka
disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang
anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan
dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah
penginapan.
Didaerah itu
ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjanga kawanan ternak mereka pada
waktu malam.”
Jadi, menuru
Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang
melaksanakan sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibu
Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus di
Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampan dan
membaringkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat dari
kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga
kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut
Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang
Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat
bersuka citalah mereka. Maka masukalah mereka kedalam rumah itu dan melihat
Anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut
Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus
Agung yang memerintah tahun 37 SM- 4 M (749 Romawi), ditandai dengan
bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas
pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam
menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus
tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengn bintang-bintang
di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di
padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan,
menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput
dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari.
Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan
Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal
yang tidak mustahil.
Bagi yang
memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab
suci Al-Quran telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa
alaihssalam).
”Maka rasa
sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon
kurma, ia berkata: ”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku
menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya
dari tempat yang rendah. ”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal
pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu”
(Surat
Maryam\19: 23-25)
Jadi menurut Al
Quran Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan
lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S.
Peak, dalam Commentary on the Bible – seperti dikutip buku Bible
dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan Elul
(bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus-September.
Sementara itu
Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh
A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
”Kepercayaan,
bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau
kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu
malam menjaga di padang di dekat Betlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di
musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali
sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak
perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun
300 Masehi”
Pada Tahun
Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen
beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1, karena penanggalan Masehi yang
dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran
Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir
dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Maseh-14
Sesudah Masehi. Sedangkan Matius: 2:1 (Juga telah dikutip) menyatakan Yesus
lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi-4
Sesudah Masehi.
Ternyata antara
pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan
berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan
suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus
lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah Masehi.
Antara lain di kutip dari buku tulisan Rev. Dr. Charles Francis Petter,
MA. . B.D., S.T.M. yang berjudul, The Lost Years of Jesus Revealed hal
119 sebagai berikut:
Pada abad ke-19
setelah terbukti dan akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum
masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes
memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk
membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit 4 tahun sebelum
masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya
Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan
tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, dan kematiannya terpaksa ditimbulkan
kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam
gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang
berhubungan dengan ketuhanan juga harus dibangkitkan kembali.
Jadi sampai
hari ini pun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal Usul
Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk
menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah
memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan
peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal
baru masuk dalam ajaran Kristen katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun
berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui
bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi
yang paganis politheisme.
Ketika
Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu
meninggalkan adat/budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk
memperingati hari Sunday (sun=matahari: day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari
tanggal 25 Desember.
Maka supaya
agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah
sinkretisme (perpaduan agama-budaya/ penyembahan berhala), dengan cara
menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son
of God (Anak Tuhan=Yesus).
Maka pada
konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember
sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan, Pertama, hari minggu
(Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan
jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang
bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus
untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar
Kontantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 masehi, maka rakyat pun
beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses
sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme
nenek moyang.
Demikian
asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di
seluruh dunia sampai sekarang.
Demikian
kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang
diperingati tanggal 25 Desember.
Mari kita
telususri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan panganis yang dianut oleh
bangsa Babilonia kuno didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Amstrong dalam bukunya The
Plain Truth About Christmas, Worlwide Chrch of God, California USA, 1994,
menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri sistem
kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani)
berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad
antara lain dengan keberaniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendiri bernama
“Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepannjang ibu sekaligus istrinya.
Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran: bahwa roh Namrud tetap
hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya
perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud
selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di
ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25
Desember. Inilah asal usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh
rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa
penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa
dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan objek penyembahan ‘Ibu dan Anak
(Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara
lain: Di mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”.
Di Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina,
Jepang dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa dan Meksiko juga ditemukan adat
pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir
pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami
kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa):
1. Dewa
Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan
mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia
pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini
menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus
penganut kepercayaan ini.
2.
Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3.
Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4.
Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa pendududk asli tanah Kana’an
yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5.
Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke
Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga
Serapsis, Attis, Issis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele
dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh
mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia)
dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis,
Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa,
Easter.
Jadi konsep
bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember
disalib/dibunuh kemudian dibangkitan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma
agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi
dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karana
merekalah telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah
nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa
dogma-dogma tersebut hanyalah KEBOHONGAN yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus
kepada Jemaat Roma:
Tetapi jika
kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku
masih dihakimi lagi sebagai seorang berdosa?
(Roma 3:7)
Mengenai
kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus
kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab
banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan
mereka akan menyesatkan banyak orang.
(Matius
24:4-5).
Pandangan Bibel
Tentang Upacara Natal.
Untuk
mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi
paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
”Beginilah
firman Tuhan: ”Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa,
janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar
terhadapnya. Sebab yang diseganii bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukanlah
berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan
pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang
memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang”.
Demikianlah
pandangan Bibel tentang upacara Natal yaitu melarang orang Kristen mengikuti
kebiasaaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari
kita simak penjelasan Yeremia 10:5
”Berhala itu
sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus
mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab
berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapt.”
Sumber-sumber
Kristen yang Menolak Natal
1.
Catolic Encyclopedia, ediai 1911 tentang Christmas:
” Natal bukanlah upacara gereja yang pertama... melainkan ia
diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah
berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran
Yesus.
Dalam buku yang sama, tentang ” Natal Day” dinyatakan
sebagai berikut:
”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan
upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang
berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2.
Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
”Natal
bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak
pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya.
Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3.
Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944 menyatakan:
”Menurut
para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat
Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian
orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran
tersebut.......”.
(Perjamuan
Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang
kematian Yesus Kristus)..... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari
kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja
Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus,
yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran Dewa
Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”
PANDANGAN
TIGA AGAMA TENTANG YESUS
Yahudi
1.
Yesus lahir dari perbuatan zina; mengaku menjadi Mesias yang dinantikan
Bani Israil.
2. Yesus layak mati disalib sebagai hukuman
terhadap pengakuannya sebagai Mesias.
Kristen
1.
Yesus adalah Tuhan Putra, pribadi kedua Tuhan.
2.
Yesus mengalami kematian di kayu salib untuk menebus dosa warisan umat manusia.
Islam
1.
Yesus lahir karena ketentuan Allah ( kalimat Allah ), dilahirkan
ibindanya Siti Maryam binti Imran dalam keadaan suci ( fitrah ).
2.
Yesus adalah seorang utusan Allah, bukan Tuhan sebagaimana penjelasan surat Al
maidah/ 5:73.
” Sesunguhnya
kafirlah orang –orang yang mengatakan bahwasannya Allahsalah satu dari tiga,
padahal sekali-kali tiddak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Tuhan Yang
Maha Esa . Jika mereka Tidak berhenti dari apa yamg mereka katakan
itu, pasti orang – orang kafir diantara mereka akan tertimpa siksaan yang
pedih.”
3.
Yesus diselamatkan Allah dari kematian di kayu salib.
MENATA SIKAP
Dengan
menyadari segala kekeliruan dogma seperti yang telah saya paparkan di atas,
maka sepantasnya jika memperbaharui keyakinan kita.
Pertama, bahwa Yesus”
bukan anak tuhan”, dan” bukan Tuhan” itu sendiri.
Kedua, Yesus ( Isa
Al masih putra Maryam ), tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember.
Penetapan kelahiran beliau pada tanggal tersebut hanyalah hasil adopsi
ajaran paganisme politheisme.
Ketiga, sikap
toleransi terhadap agama – agama bukan berarti manyakini, apalagi mengikuti,
ajaran agama – agama tersebut. Maka, selalu relevan untuk memahami Fatwa
Majelis Ulama Indonesia tentang Perayaan Natal Bersama.
Keempat, oleh karena
itu, keyakinan bahwa ”25 Desember adalah hari lahir Tuhan Yesus ”, yang
terbukti batal itu, tidak sah dijadikan propaganda toleransi. Artinya arti
toleransi menjadi salah jika masuk pada wilayah membenarkan
keyakinan agama lain. Maka aplikasi dari sikap ini adalah bahwa
umat Islam sama sekali tidak berhak ikut, bahkan menyambut atau berpartisipasi,
terhadap perayaan Natal yang di besar–besarkan gaungnya setiap Desember.
FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Tentang
Perayaan Natal bersama
Memperhatikan :
1.
Perayaan natal bersama pada akhir–akhir ini disalah artikan oleh sebagian umat
Islam dan disangka sama dengan umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
2.
Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam
perayaan natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
3.
Perayaan Natal bagi orang – orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Menimbang :
1.
Umat Islam perlu mendapatkan petunjuk yang jelas tentang perayaan Natal
Bersama.
2.
Umat Islam agar tidak mencampuradukkan Aqidah dan ibadahnya dengan Aqidah
dan ibadah agama lain.
3.
Umat Islam harus berusaha untuk menambah iman dan taqwanya kepada Allah SWT.
4.
Tanpa mengurangi usaha umat Islam dalam kerukunan antar umat beragama di
Indonesia.
Meneliti
kembali : Ajaran –ajaran agama Islam, antara lain :
A.
Bahwa umat Islam diperbolehklan untuk bekerjasama dan bergaul dengan umat
agama –agama lain dalam masalah – masalah yang berhubungan dengan masalah
keduniaan, berdasarkan atas:
1.
Al-Qur`an surat Al Hujarat ayat 13 :
” Hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki – laki
dan seorang perempuan dan Kami manjadikan kamu sekalian berbangsa – bangsa dan
besuku – suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesunguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa (kepada
Allah). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2.
Al-Qur`an surat Lukman ayat 15 ;
” Dan kedua
orang tuamu mamaksakan unutuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang kamu
tidak ada pengetahuan tentang ini, maka janganlah kamu
mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepadaKu. Kemudian kepadaKulah kembalimu, maka akan
kuberitakan kepadamu yang telah kamu kerjakan.”
3.
Al-Qur`an surat Mumtahanah ayat 8 :
”Allah tidak
malarang kamu ( umat Islam ) untuk berbuat baik dan berlaku terhadap orang –
orang (beragama Lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak
pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang
yang berlaku adil.”
B.
Bahwa umat Islam tidak boleh mancampuradukkan agamanya dengan Aqidah dan
peribadatan agama lain, berdasarkan :
1.
Al-Qur`an surat al Kafirun ayat 1-6 :
” Katakanlah
hai orang – orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula
menjadi penyembahan Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan
untukkulah agamaku.”
2.
Al-Qur`an surat Al Baqarah ayat 42:
“ Dan janganlah
kamu campuradukkan yang berhak dengan yng bathil, dan jangan kamu sembunyikan
yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya.”
C.
Bahwa umat Islam harus mangakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam
sebagaimana pengakuan mereka kepada Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan ayat
;
1.
Al-Qur`an surat Maryam ayat 30-32 ;
“ Berkata Isa :
sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab ( Injil )
dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang
diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku
mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku masih hidup ( dan Dia
memerintahkan aku ) berbakti kepada ibuku (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka.”
2.
Al- Qur`an surat Al maidah ayat 75 :
“Al Masih putra
Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya
beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua – duanya biasa
memakan makanan ( sebagai manusia ). Perhatikanla sebagaimana Kami menjelaskan
kepada mereka ( Ahli Kitab ) tanda – tanda kekuasaan Kami) , kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling ( dari memperhatikan ayat – ayat Kami
itu ),”
3.
Al-Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 :
“ Rasul (
Muhammad ) telah beriman kepada Al-Qur`an yang telah diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang –orang yang beriman kepada Allah, malaikat –
malaikatNya, Kitab –kitabNya, dan Rasul – rasulNya ( mereka mengatakan ): kami
tidak membeda-bedakan antara seseorang pun ( denagn yang lain ) dari Rasul –
rasulNya dan mereka mengatakan : kami mendengar dan kami taat. (mereka berdo`a)
ampunilah ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. “
D.
Bahwa barang siapa berkenyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu
mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan
atas :
1.
Al Qur`an surat Al maidah ayat 72 :
“ Sesunguhnya
telah kafir orang –orang yang berkata sesungguhnya Allah itu ialah Al
Masih putra Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai bani Israel,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (
sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mangharamkan kepadnya sorga dan
tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zalim itu seorang penolongpun.”
2.
Al-Qur`an surat Al Maidah ayat 73 :
“ Sesungguhnya
kafirlah orang –orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari
yang tiga ( Tuhan itu ada tiga ), padahal tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Mah
Esa. Jika mereka tidak berhanti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang – orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih.”
3.
Al-Qur`an surat At Taubah ayat 30 :
“ Orang – orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah dan
orang – orang Nasrani berkata Al Masih itu anak Allah. Demikian itulah ucapan
dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan rang – orang kafir yang
terdahulu, dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling.”
E.
Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menayakan Isa, apakah dia pada waktu di
dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan ibunya ( Maryam ) sebagai
Tuhan. Isa menjawab: Tidak. Hal itu berdasarkan atas Al-Qur`an
suray Al Maidah ayat 116-118 :
“ Dan ( ingatlah ) ketika Allah berfirman : Hai Isa putera
Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaumku): jadikanlah aku
dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah? Isa menjawab : Maha Suci Engkau ( Allah
), tidaklah patutu bagiku mengatakan apa yang bukan hakku ( mengatakannya
). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau teal mengetahuinnya. Engkau
mengetahui apa yang ada pada diriku sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada
pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku
tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku ( mengatakannya ), yaitu: sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku
menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka. Engkaulah
pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jiuka Engkau menyiksa mereka, maka
sesungguhnya mereka adalah hamba – hambaMu dan jika Engkau mengampunkan
mereka, maka sesunguhnya Engkau Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana.”
F.
Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu berdasarkan atas Al
Qur`an surat Al Ikhlas :
“ Katakanlah :
Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepadaNya.
Dia tidak beranak dan tidak pula di peranakkan. Dan tidak ada
seorangpun/sesuatu yang setara dengan Dia.”
G.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari
hal – hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT untuk mendahulukan menolak
kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :
1.
Hadist Nabi dari Nu`man bin Basyir :
” Sesungguhnya
apa –apa yang halal itu telah jelas dan apa – apa yang haram pun telah
jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat ( sebagian
halal sebagian haram ). Barangsiapa yang memelihara diri dari yang
syubhat itu, maka berseruhlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa
jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya
semacam orang yang mengembalakan binatang di sekitar daerah larangan itu.
Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan Allah ialah apa –apa yang
diharamkanNya ( oleh karena itu yang haram jangan didekat).”
2.
Kaidah Usul Fikih
”Menolak
kerusakan–kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan–kemaslahatan
(jika tidak demikian sangat mungkin nafasid-nya yang diperoleh, sedangkan
mashalih-nya tidak dihasilkan).”
Majelis Ulama
Indonesia menfatwakan :
1.
Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi
Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal – soal yang
ditegaskan di atas.
2.
Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.
3.
Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT
dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan –
kegiatan perayaan Natal.
YESUS DALAM SEJARAH BANGSA YAHUDI
Sebelum membahas tentang perayaan Natal dan segala
konfrontasi yang menyertainya, terlebih dahulu perlu saya jelaskan latar
belakang kesejarahan Yesus itu sendiri. Bahwa Yesus memang lahir dan hidup
dikalangan bangsa Yahudi. Oleh karena itu, untuk bisa memahami sosok Yesus,
harus paham terlebih dahulu bangsa Yahudi.
Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa mereka adalah “bangsa
pilihan” Tuhan. Tuhan
menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan
mereka. Dan mereka merasa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai
pelengkap penderita. Lebih lanjut hanya diri mereka yang dianggap ”manusia,
sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing. Keyakinan
seperti itulah yang membuat mereka lebih dari bangsa lain, sombong, pongah,
keras kepala bahkan kejam.
Pernyataan-pernyataan
seperti tersebut diatas bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan bersumber
dari Bibel sendiri, diantaranya:
”Kamu akan
menjadi bagiKu kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Inilah semunya firman yang
harus kaukatakan kepada orang Israel.”
(Keluaran
19:6).
’Engkau akan
diberkati lebih daropada segala bangsa”
(Ulangan 7:14).
”Engkau harus
melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu:
janganlah engkau merasa sayang kepada mereka....”
(Ulangan 7:16).
”Perempuan itu
seorang Yunani bangsa Siro Fenesia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir
setan itu dan anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya : ”Biarlah anak-anak
kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak
dan melemparkannya kepada anjing. ”Tetapi perempuan itu menjawab: ”Benar Tuhan.
Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan
anak-anak. ”Maka kata Yesus kepada perempuan itu: ” Karena kata-katamu
itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”
(Markus
7:26-29).
Pernyataan-pernyataan
Bibel tersebut di atas menjelaskan betapa bangsa Yahudi menganggap diri mereka
istimewa, yaitu ”bangsa pilihan Tuhan”. Oleh karena itu mereka boleh berbuat
apa saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan). Dan semua itu dilakukan
atas nama Tuhan.
Namun adakah
suatu bangsa yang rela terus menerus ditindas dijajah ataupun diperbudak?.
Demikian pula dengan bangsa Falestin, penduduk asli negeri itu, yang setelah
melalui perjuangan berat akhirnya bangsa Falestin menang. Kemenangan bangsa
Falestin tersebut membuat keadaan menjadi terbalik. Bangsa Yahudi- sang
penindas- kini dalam bayang-bayang tertindas. Maka mereka memohon agar
Yahwe (Tuhan Israel) segera mengutus seorang Al-Masih (Juru Selamat) agar
mereka jaya dan berkuasa lagi.
Sederetan
Al-Masih
Dari Bibel,
khususnya dalam perjanjian lama, akan kita dapatkan bahwa Al-Masih itu bukan
hanya Yesus, mereka natara lain :
1.
Saul Al-Masih
Saul yang
berhasil mengalahkan Filistin diangkat sebagai Al-Masih:
”Bukankan Tuhan
telah mengurapi engkau menjadi Raja atas umatnya Israel? Engkau akan memegang
Tampuk Pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari
tangan musuh-musuh disekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa Tuhan telah
mengurapi engkau menjadi Raja atas miliknya sendiri
(I Samuel 10:1)
2.
Harun Al-Masih
Setelah Saul
menjadi Al-Masih maka Harun (saudara Musa) juga diangkat sebagai Al-Masih.
”Kemudian
ditungkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan di
urapinyalah dia untuk menguduskannya”.
(Imamat 8:12)
3.
Elisa Al-Masih
Kehadiran
seorang Al-Masih untuk masa ini ternyata tidak cukup, maka setelah Harun
menjadi Al-Masih, Elisa pun diangkat menjadi Al-Masih.
”Juga Yehu,
cucu Nimzi, haruslah kau urapi menjadi Raja atau Israel, dan Elisa bin Safat
dari Abel Mahola, harus kau urapi menjadi Nabi mengggantikan engkau”
(I Raja-Raja
19;16)
4.
Daud Al-Masih
Setelah Saul
meninggal dunia maka sesepuh suku-suku Israel menggangkat Daud sebagai
Al-Masih.
”Maka datanglah
semua tua-tua Israel menghadap Raja, lalu Raja Daud mengadakan perjanjian
dengan mereka di Hebron, di hadapan Tuhan; kemudian mereka mengurapi Daud
menjadi Raja atas Israel”
(II Samuel 5:3)
5.
Salomo Al-Masih
Setelah Daud
meninggal dunia, maka Salomo putra Daud diangkat sebagai tercantum dalam I
Raja-Raja 1:39
”Imam Zadok
telah membawa tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo.
Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru” Hidup Raja
Salomo”.
6.
Koresy Al-Masih
Raja Syrus penyembah
berhala ini diangkat sebagai Al-Masih setelah meninggalnya Salomo.
”Beginilah
firman Tuhan : Inilah firmanku kepada orang yang kuurapi, kepada Koresy yang
tangan kananya kupegang supaya aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan
melucuti Raja-Raja, supaya aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu
gerbang tidak tinggal tertutup.”
(Yesaya 45:1)
Ayat ini
dialamatkan Raja Syrus yang pagan, untuk memenuhi kerinduan akan datangnya
penyelamat, walaupun pada kenyataannya ayat tersebut adalah nubuat dari nabi
Yesaya akan datangnya seorang Koresy (Quraisy) sebagai nabi akhir yaitu Nabi
Muhammad SAW. Amatlah mustahil jika Tuhan menyayangi seorang kafir untuk
diurapi. Apabila ternyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin oleh Al-Masih
yang kafir, situasi keamanan dan politik berubah kembali dengan datangnya
serbuan pasukan Romawi. Maka kembali lagi seperti pada peristiwa sebelumnya,
yakni ketika bangsa Israel menangis, meraung dan memohon kepada Yahwe untuk
diberi Al-Masih atau seorang juru selamat untuk membebaskan mereka dari
cengkraman bangsa Romawi. Maka mereka berangan-angan dan menyusun kriteria
Al-Masih.
Orang-orang
Israel akhirnya mengadakan kesepakatan bahwa Al-Masih adalah seorang yang
merupakan:
1.
Raja-raja terdahulu yang dianggap ”Bangkit” dari kuburnya, antara lain : Daud
Yesekhiel, Yosafat, atau
2.
Nabi yang ”dibangkitkan ”, misalnya Elia atau Elisa.
3.
(Harus) keturunan Daud dan Sulaiman.
Disamping tiga
kriteria tersebut, bangsa Israel mempunyai penghayatan bahwa kelahiran seorang
pahlawan (Juru Selamat) haruslah lahir dari seorang perawan, sebagaimana
pahlawan-pahlawan bangsa terdahulu yang juga trelahir dari seorang perawan.
Yesus Keturunan
Daud?
Bibel selalu
mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud. Nubuat tentang keturunan Daud akan berkuasa antara lain:
II Samuel 7:12-13 dan I Tawarikh 17:11-12
”Apabila umurmu
sudah genap dan engkau telah mendapatkan perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangmu, maka aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak
kandungmu, dan aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan
rumah bagi nama Ku dan Aku akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk
selama-lamanya”
Demikian pula
Kisah Para Rasul 2:30
”.....Bahwa ia
akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri diatas tahtanya”.
Padahal, dengan
garis keturunannya (silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan keturunan Daud,
karena Maryam bukan keturunan Daud. Yang merupakan keturunan Daud adalah Yusuf,
yang oleh Bibel disebut tunagan Maria (Mariam), silsilah itu juga
mengandung perbedaan. Matius (1:6-16) menurut 28 orang sedangkan Lukas
(3:23-31) 43 orang. Jadi terdapat selisih 15 generasi perhatikan silsilah Yesus
pada lampiran.
Lantas mengapa
Bibel membuat kekeliruan seperti itu? Sejarah mengatakan bahwa bangsa Israel
merasa dirinya sebagai ”bangsa pilihan” telah berabad-abad mengalami penindasan
dan penjajahan bangsa-bangsa Bobilonia, Yunani, Siria dan Romawi. Oleh karena
itu mereka selalu terkenang pada zaman keemasan dibawah pimpinan Daud dan
berharap datangnya ”Raja Israel” dari keturunan Daud yang akan melepaskan
mereka dari kesengsaraan.
Jelas bahwa
pengikatan Isa-Yusuf-Daud adalah rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah
keturunan Daud, Al Masih yang dinanti-nantikan sebagai juru selamat.
YESUS DAN
KONTROFERSI KELAHIRANNYA
Yesus dalam
tradisi sejarah umat Islam sebenarnya Isa Al Masih putera Maryam. Sebutan ”Isa”
(Bhs Arab) berasa dari bahasa Ibrani dari kata ”Esau”. Dalam bahasa Latin nama
itu menjadi “Yesus”. Munculnya nama Yesus terjadi pada peristiwa pengadilan Isa
Al-Masih oleh meraka yang hadir dengan menambahkan huruh “J” pada awal dan “S”
pada akhir kata “Esau” sehingga menjadi Yesus. Nama Yesus baru populer pada abad
ke 2. Populernya nama Yesus akhirnya menenggelamkan nama Esau dikalangann
Kristen. Sedangkan Al-Quran dan umat Islam tetap mempertahankan nama Esau (Isa
dalam dialeg Arab).
Sedangkan kata
Masyiakh, Messiah, atau Mesyah berasal dari bahasa Arab dari kata Masaha.
Dengan tiga huruf mati yang terkandungnya yaitu M-S-H, yang berarti mengusap.
Dalam perkembangan selanjutnya orang Yunani mengubah sebutan Messiah bagi Isa
menjadi Kristos yang berarti yang disiram dengan minyak (diurapi). Oleh
orang eropa Yesus disebut Christus atau Kristus, yaitu sang penyelamat atau
sang penebus dosa.
Perdebatan
Seputar “Ayah” Yesus
Keajaiban
kelahiran Yesus menjadi bahan aktual dalam diskusi. Sebagian ada yang
mengatakan bahwa Yesus adalah darah daging Yusuf tunangan Maria (Mariam). Oleh
karena itu-seperti sudah dijelaskan (kekeliruannya) di depan-Yesus memiliki
silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang Daud. Bibel sendiri masih bingung
terhadap status “Ayah” Yesus. Pada suatu kesempatan Yesus itu diakui
sebagai tunagan Mariam (Matius 1:18), tapi dilain kesempatan juga diakui
sebagai suami Maryam (Matius 1:19). Terhadap persoalan ini sebagia orang Yahudi
yang sangat ekstrim dengan menuduh bahwa Yesus adalah anak haram, hasil
hubungan gelap Maryam dan Yusuf.
Sebagian lagi
ada yang berpendirian bahwa Yesus dilahirkan secara murni suci, tanpa campur
tangan (unsur jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus adalah “Anak Tuhan”.
Tetapi pihak yang berpendapat demikian juga bertentangan dengan memahami dan
menafsirkan kata “Anak Tuhan” tersebut. Disatu pihak memahaminya secara harfiah
(literal), bahwa Yesus adalah anak “Biologis”, yakni anak yang dijadikannya
memerlukan campur tangan Tuhan secara langsung kepada Maryam melalu roh yang
suci. Pemikiran
tersebut akhirnya melahirkan konsep ketuhanan “Trinitas”: Tuhan Bapak, Tuhan
Anak dan Tuhan Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak memahaminya secara kiasan
(Metafora). Bahwa anak bukan dalam pengerian ”biologis” atau nasap, melainkan
kiasan saja. Pendapat seperti ini didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang
bukan hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan bibel dibawah ini:
”Maka anak-anak
Allah melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka
mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang
disukai mereka”
(Kejadian 6:2)
”Pada waktu itu
orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika
anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia dan perempuan-perempuan
itu melahirkan anak bagi mereka.”
(Kejadian 6:4).
”Aku mau mencaritakan
tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku: ”AnakKu engkau! Engkau telah
kuperankan pada hari ini.”
(Mazmur 2:7).
”Dengan mengais
mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin
mereka ke sungai-sungai, dijalan yang rata, dimana mereka tidak akan tersandung
sebab Aku talah menjadi bapa israel. Efraim adalah anak sulungku.”
(Jeremia 31:9).
”Anak Eros,
anak Set, anak Adam, Anak Allah”
(Lukas 3:38).
”Semua
orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”
(Roma 8:14)
”Berbahagialah
orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah”.
(Matius 5:9).
”Aku sendiri
telah berfirman: ”Kamu adalah Alllah dan anak-anak yang Maha Tinggi kamu
sekalian.”
(Mazmur 82:6).
Dari paparan
ayat-ayat tersebut diatas, jelaslah bahwa istilah ”anak Allah” adalah ungkapan
khas orang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak bukan hanya Yesus.
Islam Tentang
Isa dan Maryam
Islam dengan
tegas menolak semua tuduhan yang tidak benar mengenai Maryam dan putranya. Islam
bahkan menjunjung tinggi keduanya. Marilah kita telaah penjelasan Allah SWT
dalam Al Quran:
” Dan
ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri
dari keluarganya kesuatu tempat disebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh Kami (jibril) kepadanya,
maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam
berkata: Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang maha Pemurah,
jika kamu seorang bertaqwa. Ia (Jibril) berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.
Maryam berkata: bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-lak, sedang tidak
pernah seorangpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina.
Jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami;
dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam
mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang
jauh.”
(Maryam\
19:16-22)
”Dan (ingatlah)
ketika malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih
kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia( yang
semasa dengan kamu”.
(Ali
Imron\3:42).
”Maka Maryam
membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:
Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Hai
saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan
ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk kepada
anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami berbicara dengan anak kecil yang masih
dalam ayunan? Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al
Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang
diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku 9mendirikan)
shalat dan )menunaikan) Zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan
dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra
maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan
tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia.
Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya;
Jadilah, maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka
sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.”
(Maryam\19:27-36).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar