Halaman

Jumat, 04 Mei 2012

Renungan


MAZMUR 53:2

Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" (Mazmur 53:2)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada orang yang mencoba menyangkal keberadaan Allah? Jika Anda memikirkannya, setiap usaha mereka melemahkan argumen mereka sendiri.

Dalam buku Interpreting Basic Theology (Memahami Teologia Dasar), Addison Leitch menulis, "Jika [seorang ateis] tidak berdebat melawan ketidakberadaan yang absolut--dan ini membuat kita heran atas antusiasmenya--maka ia pasti sedang [mendebat] melawan sesuatu yang dirasakannya mendarah daging dalam dirinya dan dalam diri orang lain."

Kepercayaan yang mengurat akar kepada Allah tidak membuktikan bahwa Dia ada, tetapi hal itu jelas mengarah ke sana. Ketika C.S. Lewis masih seorang ateis, ia menolak ide mengenai adanya Pribadi yang ilahi karena banyaknya ketidakadilan di dunia. Namun ketika ia bertanya pada diri sendiri dari mana awalnya ia mendapat ide mengenai keadilan, ia mendapat masalah. Ia menulis, "Manusia tidak akan menyebut sebuah garis bengkok bila ia tidak mempunyai ide tentang garis lurus. Dengan apakah saya harus membandingkan alam semesta ini bila saya menyebutnya tidak adil?"

Lewis akhirnya menyadari bahwa ketidakadilan di dunia menunjuk pada Dia yang menetapkan standar keadilan. Ia memandang keadaannya dalam ateisme terlalu sederhana, dan akhirnya ia menjadi orang percaya.

Orang bodoh berkata, "Tidak ada Allah!" (Mazmur 53:2). Tetapi orang yang "berakal budi" adalah orang yang "mencari Allah" (ayat 3). Marilah kita bersikap bijaksana dengan mengasihi dan melayani Allah yang sungguh ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar